SOLOPOS.COM - Ilustrasi inflasi (JIBI/Solopos/Antara)
SOLO–Inflasi Solo selama Juni tercatat sangat tinggi di angka 0,85%. Angka tersebut jauh melebihi nilai inflasi sejak Januari 2012.
Sebagai perbandingan, inflasi Maret 2012, yang merupakan sebulan jelang rencana kenaikan harga BBM, saja inflasi hanya 0,28%. Inflasi Solo bulan Juni juga tertinggi dibandingkan tiga kota survei lain, yakni Semarang (0,68%), Tegal (0,54%) dan Purwokerto (0,33%). Bahkan, inflasi Solo pun di atas inflasi nasional yang hanya 0,62%.
“Inflasi Solo bulan Juni luar biasa tinggi 0,85%, terutama untuk bahan makanan. Kelompok bahan makanan saja sumbangannya 0,68%,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Solo, Toto Desanto saat ditemui wartawan di ruang kerja Selasa (3/7/2012).
Secara rinci, kenaikan harga tertinggi terjadi pada komoditas bawang putih, daging ayam ras, gula pasir, bawang merah, dan cabai merah besar. Komoditas bawang putih misalnya, selama Juni naik harga 42%, sehingga menyumbang inflasi 0,13%. Sementara daging ayam ras, gula pasir, bawang merah dan cabai merah besar masing-masing naik harga 6,33%; 4,73%; 7,79%; dan 29%.
Menurut Toto, inflasi Juni yang tinggi dipicu kenaikan harga bahan makanan jelang bulan Puasa dan Lebaran. Terkait nilai inflasi yang tinggi ini, Toto memastikan dalam waktu dekat akan mengkomunikasikan datanya ke tim pengendali inflasi daerah (TPID). Dia menilai perlu segera diambil langkah untuk mengatasi penyebab kenaikan harga. Hal ini harus dilakukan mengingat inflasi Solo bergerak naik begitu cepat. Apalagi, bulan Juli-Agustus yang merupakan bulan Puasa dan Lebaran, diproyeksi akan pula terjadi inflasi. “Tentu harus diambil langkah, apa sebenarnya sebab harga naik. Lalu bagaimana mengatasinya.”