Soloraya
Senin, 2 Juli 2012 - 15:18 WIB

KAWAL RPP TEMBAKAU: 1.300 Petani Tembakau dari Boyolali ke Jakarta

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - RIBUAN PETANI TEMBAKAU berkumpul di halaman Kesekretariatan Daerah (Setda) Boyolali, Senin (2/7/2012) siang, sebelum berangkat mengawal sidang Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) terkait tembakau di Jakarta. (JIBI/SOLOPOS/Oriza Vilosa)

RIBUAN PETANI TEMBAKAU berkumpul di halaman Kesekretariatan Daerah (Setda) Boyolali, Senin (2/7/2012) siang, sebelum berangkat mengawal sidang Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) terkait tembakau di Jakarta. (JIBI/SOLOPOS/Oriza Vilosa)

BOYOLALI—Sekitar 1.300 petani tembakau dari empat kecamatan di Boyolali, Senin (2/7/2012) siang, berangkat dengan 25 bus menuju Jakarta untuk mengawal perjalanan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tembakau.

Advertisement

Mereka berkumpul di halaman Kantor Kesekretariatan Daerah (Setda) Boyolali mulai pukul 12.10 WIB. Kedatangan mereka diantar berbagai jenis bus yang dilengkapi spanduk-spanduk penentangan terhadap RPP tersebut.

Masing-masing perwakilan petani dari kecamatan bergatian memimpin orasi di halaman Setda. “Jika tidak ditanggapi, kita tolak bayar pajak, tak ikut pemilu. Tapi kita demo dengan santun tanpa anarkis,” seru salah satu orator yang berlatarbelakang sebagai petani tembakau dari Selo, Boyolali, Sudarto.

Koordinator Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Cepogo, Maryono, mengatakan anggotanya siap menginap dan menunggu sidang pembahasan RPP itu. “Pokoknya kami kawal. Jelas menginap disana, sampai sidang tanggal (3-4/7) selesai,” tegasnya kepada Solopos.com.

Advertisement

Sementara itu Ketua APTI Boyolali, Teguh Sambodo, mengatakan ancaman para petani merupakan apresiasi masing-masing anggotanya. Lagi-lagi dia menyerukan komoditas tembakau sebagai penopang APBD terbesar.
Dia menilai standar nikotin yang disinggung dalam RPP tak logis. Dia menuding pasokan tembakau dari luar negeri, seperti Amerika, Brasil dan Cina, bakal mengancam pasaran Indonesia dan mematikan petani tembakau dalam negeri.

“Standar 1,5% [nikotin] itu tak logis. Tembakau kami 6% dan itu sudah produk Allah,” ujarnya.

Rombongan itu dilepas Wakil Bupati Boyolali, Agus Purmanto, dan berangkat meninggalkan halaman Setda sekitar pukul 13.00 WIB. “70 Persen warga Boyolali adalah petani dan di antaranya terdapat 60 persen petani tembakau. Jadi sekitar 400.000-an orang. Kami sebagai pemerintah berupaya membantu mereka sebagai perjuangan moral,” katanya kepada wartawan sesaat setelah rombongan berangkat.

Advertisement

Sesuai rencana, rombongan itu di antaranya akan mendatangi Istana Negara, Kantor Kementerian Kesehatan dan DPR RI.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif