BOYOLALI–Anggaran Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) senilai Rp7 miliar tidak cukup mengkaver pelayanan kesehatan bagi keluarga tidak mampu di Boyolali. Pemkab Boyolali pun akan menggelontorkan dana Rp3miliar untuk memenuhi kebutuhan kesehatan ini.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Syamsudin mengatakan, dana Jamkesda yang ada diperkirakan hanya cukup untuk mengkaver 9-10 bulan. Menurutnya, hingga bulan April serapan Jamkesda sudah 40%.
“Dana hanya cukup hingga September. Padahal Oktober-Desember merupakan bulan-bulan peningkatan angka kesakitan,” tuturnya saat ditemui wartawan di Pemkab Boyolali, akhir pekan kemarin.
Di Kabupaten Boyolali pertanggungan Jamkesda mencapai 400.000 jiwa lebih. “Klaim banyak diajukan oleh RSUD Pandan Arang, yakni 60%. Selain itu, klaim dari RSUD Banyudono dan Simo,” imbuhnya.
Ia menerangkan, tingginya angka serapan Jamkesda karena adanya kemudahan dalam mengakses jaminan kesehatan ini. Warga yang dirawat di kelas tiga dan belum terkaver dengan asuransi kesehatan dapat mengajukan Jamkesda.
Lebih lanjut ia memaparkan, pasien datang ke UGD tak perlu rujukan. Mereka cukup mengisi aplikasi yang menyatakan diri belum memiliki jaminan asuransi kesehatan. Di samping itu, Jamkesda Boyolali bisa mengkaver berbagai penyakit termasuk cuci darah. “Kami berharap, pelayanan kesehatan di Boyolali semakin meningkat. Terutama untuk melayani warga dari keluarga tidak mampu,” jelasnya.