Soloraya
Jumat, 29 Juni 2012 - 17:51 WIB

SERANGAN TIKUS: Sudah 2 Musim, Tikus Serang Sawah di Jembungan

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi, warga menunjukan sawah yang diserang hama tikus di Boyolali (JIBI/SOLOPOS/dok)

Ilustrasi, warga menunjukan sawah yang diserang hama tikus di Boyolali (JIBI/SOLOPOS/dok)

BOYOLALI-Hama tikus menyerang padi di sejumlah lokasi pertanian di Desa Jembungan, Banyudono, Boyolali. Populasi tikus kian tak terputus. Diduga hal itu disebabkan tak seragamnya jadwal tata tanam.

Advertisement

Salah seorang petani, Lahirman, 40, mengatakan serangan hama itu sudah ditemuinya sejak enam bulan lalu. “Sudah dua musim. Tapi saat ini masih ada saja,” katanya saat ditemui Solopos.com di sela-sela aktivitasnya, Jumat (29/6/2012).

Dari itu, lanjut dia, ditemui penurunan hasil panen padi di sepatok sawah ukuran sekitar 3.000 m2 yang digarapnya. Meskipun Lahirman biasa menebaskan panen padi, dia mengetahui penurunan produktivitas padinya dari harga yang diajukan pembeli.

“Lazimnya sepatok laku Rp5 juta tapi kemarin laku Rp2 juta. Ya karena berkurang padinya,” tandasnya.

Advertisement

Serangan hama itu sejauh ini ditangani secara pengobatan. Hal itu juga dilakukan Ibnu, 27.. Dia lebih merasa khawatir mengingat tengah menunggu jadwal panen. Namun, dia belum bisa menghitung berapa luasan padi yang terserang hama tikus itu.

Mereka menjelaskan siklus hama tikus tak kunjung usai menyerang mengingat jadwal tanam tak serentak. Beberapa gerakan gropyokan tak juga memutus populasi tikus. “Karena berkesinambungan. Selesai menyerang disini sampai padi dipanen, tikus pindah ke lahan di sampingnya yang hampir panen. Begitu seterusnya,” terang mereka.

Parjo, 54, yang menggarap beberapa lokasi tersebar di Jembungan, mengaku kewalahan mengatasi masalah itu. Dia menyangsikan kesediaan petani lain untuk sepakat menyerentakkan jadwal tanam. “Soalnya petani yang merasa sudah punya ya sudah ora nggagas masalah ini. Jadwal tanamnya ya semaunya masing-masing,” kata Parjo.

Advertisement

Sembari menunggu jadwal gropyokan selanjutnya, Parjo mencoba model pemberantasan tikus dengan bantuan yuyu atau hewan merayap yang biasa hidup di perairan sawah. “Bagaimana lagi, harus cari cara sendiri. Saya coba suntikan obat tikus ke yuyu dan kemarin hasilnya lumayan bisa membunuh banyak tikus,” tukasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif