Soloraya
Kamis, 28 Juni 2012 - 15:08 WIB

PENERIMAAN SISWA BARU: SMA Swasta Tergusur SMK

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - SEKOLAH SWASTA-Ketua Komisi IV DPRD Boyolali, Mulyanto serta Kabid SMA/SMK Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga (Disdikpora) Boyolali saat sidak di SMA Kanisius Yos Sudarso, Kamis (28/6). Kunjungan ini dalam rangka memantau pendaftaran peserta didik baru (PPDB). (Espos/Farida Trisnaningtyas)

SEKOLAH SWASTA-Ketua Komisi IV DPRD Boyolali, Mulyanto serta Kabid SMA/SMK Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga (Disdikpora) Boyolali saat sidak di SMA Kanisius Yos Sudarso, Kamis (28/6). Kunjungan ini dalam rangka memantau pendaftaran peserta didik baru (PPDB). (Espos/Farida Trisnaningtyas)

BOYOLALI–Animo masyarakat untuk bersekolah di SMK dari tahun ke tahun terus meningkat. Masyarakat cenderung memilih SMK untuk menyekolahkan anak-anak mereka ke jenjang lebih tinggi seusai lulus SMP. Akibatnya,  sejumlah SMA terutama swasta banyak yang kekurangan murid.

Advertisement

Kepala SMA Kanisius Yos Sudarso Boyolali, Melania Sri Rahaju mengatakan, ia menargetkan pada pendaftaran peserta didik baru (PPDB) tahun ajaran 2012/2013 ini sebanyak dua kelas yakni 64 siswa. Akan tetapi, hingga hari keempat bukaan pendaftaran di sekolahnya baru sekitar 35 siswa yang mendaftar.

“Banyak lulusan SMP memilih ke SMK terutama yang negeri. Kami masih menunggu hasil pengumuman dari SMKN serta SMAN.  Semoga nanti banyak lagi yang mendaftar,” tuturnya saat ditemui wartawan di sela sidak Komisi IV DPRD Boyolali dan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga (Disdikpora) ke sekolah, Kamis (28/6/2012).

Melania  menuturkan, untuk mendapatkan murid baru, para guru harus rela jemput bola. Mereka memberikan presentasi ke sejumlah SMP. Selain itu, mereka menggaet anak didik baru lewat door to door.

Advertisement

Menurutnya, SMA Kanisius menawarkan pendidikan yang sangat terjangkau dari segi biaya. Saat pendaftaran, calon siswa tidak dipungut biaya apapun. Siswa hanya dibebani membayar Rp20.000 untuk atribut seragam serta Rp50.000 untuk seragam batik. Sedangkan untuk sumbangan pendidikan senilai Rp600.000 selama tiga tahun bersekolah.

“Tahun ini peminat lebih baik dari tahun lalu. Meskipun demikian, kami berharap kuota dua kelas bisa terpenuhi. Kami hanya membuka jurusan IPS,” imbuhnya.

Ketua Komisi IV DPRD Boyolali, Mulyanto meminta pemerintah tidak lepas tangan dan ikut memikirkan sekolah swasta seperti ini. Di samping itu, sekolah swasta diminta untuk kreatif dalam menjaring siswa baru.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif