Jelajah
Minggu, 24 Juni 2012 - 13:10 WIB

WISATA: Pulau Komodo nan Eksotis

Redaksi Solopos.com  /  Harian Jogja  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Komodo di Pulau Komodo (JIBI/Bisnis Indonesia)

Komodo di Pulau Komodo (JIBI/Bisnis Indonesia)

Hari masih sangat pagi ketika rombongan kami tiba di Pelabuhan Labuan Bajo, Manggarai Barat, Flores. Bahkan kompleks pelabuhan pun belum dibuka sehingga kami perlu memanjat gerbang pendek untuk tiba di dermaga.

Advertisement

Di dermaga, dua kapal kayu berukuran sedang sudah menunggu, siap mengantarkan penumpang menjelajah perairan Flores. Menurut Don Bosco, penduduk setempat yang menjadi teman seperjalanan kami, fajar adalah waktu yang pas untuk meninggalkan Labuan Bajo –sebuah kota pelabuhan 400 km di timur Bali yang menjadi pintu gerbang untuk mengeksplorasi Pulau Komodo dan Flores Barat.

Dari laut, berteman secangkir kopi flores untuk mengusir dingin, kami dapat menyaksikan fajar menyingsing di balik bukit Kota Labuan Bajo. Dua jam kemudian tibalah kami di Loh Buaya yang berarti teluk buaya. Loh Buaya merupakan pintu masuk Pulau Rinca, pulau terdekat yang menjadi habitat asli hewan purba komodo.  Pulau Rinca menjadi salah satu pulau besar yang termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Komodo. Populasi komodo terbesar sebetulnya ada di pulau ini, yaitu sekitar 1.318 ekor komodo, lebih banyak dibandingkan populasi komodo di Pulau Komodo-nya sendiri yaiyu 1.226 ekor.

Advertisement

Dari laut, berteman secangkir kopi flores untuk mengusir dingin, kami dapat menyaksikan fajar menyingsing di balik bukit Kota Labuan Bajo. Dua jam kemudian tibalah kami di Loh Buaya yang berarti teluk buaya. Loh Buaya merupakan pintu masuk Pulau Rinca, pulau terdekat yang menjadi habitat asli hewan purba komodo.  Pulau Rinca menjadi salah satu pulau besar yang termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Komodo. Populasi komodo terbesar sebetulnya ada di pulau ini, yaitu sekitar 1.318 ekor komodo, lebih banyak dibandingkan populasi komodo di Pulau Komodo-nya sendiri yaiyu 1.226 ekor.

Hanya lebih tenar Pulau Komodo yang menjadi tempat pertama kali ditemukannya komodo oleh seorang Letnan Belanda Steyn Van Hens Broek pada awal abad 20, sehingga dan kemudian dinamai dengan nama binatang tersebut.

Selain dua pulau besar itu, ada dua pulau lainnya yang masuk ke dalam kawasan Taman Nasional Komodo dan menjadi habitat asli komodo yaitu Pulau Gili Motang yang dihuni 68 ekor komodo dan Pulau Nusa Kode (86 ekor komodo).

Advertisement

Bagi yang mudah capek atau yang waktunya terbatas, bisa pilih trek terpendek. Tapi bagi yang suka petualangan menantang dan punya banyak waktu, maka trek terpanjang bisa jadi pilihan. Di habitat asli komodo ini, kita (pengunjung) tidak boleh berkeliling sendirian, melainkan harus didampingi ranger (pemandu wisata yang terlatih untuk menangani komodo). Wisatawan juga sangat tidak disarankan keluar dari grup.

Sensitif Bau Darah

Jika sekali lirik saja, kita mungkin akan mengira komodo termasuk hewan pemalas. Seperti buaya yang sering dijumpai di kebun-kebun binatang, komodo juga lebih senang diam atau berjalan pelan-pelan. Tapi itu kalau sekali lirik. Faktanya, komodo bisa berlari dengan kecepatan 16 km–18 km per jam jika sedang mengejar mangsanya. Ia juga bisa berenang hingga sejauh 500 meter. Ekor dan taring merupakan kekuatan komodo.

Advertisement

Komodo tergolong hewan ganas. Ia sangat sensitif terhadap bau darah. Ia bahkan bisa mencium darah dalam jarak 5 km. Ia juga sensitif terhadap gerakan tiba-tiba dan suara berisik. Jika sudah dapat “ganguan-gangguan” itu, komodo bisa gelisah bahkan agresif.

Jika menghadapi serangan komodo, maka ranger akan menekan leher binatang purba itu dengan tongkat kayu bercabang yang dibawanya. “Usahakan agar tidak sampai terluka ketika tracking [berjalan berkeliling] nanti,” ujar Bone, ranger yang mendampingi kami berkeliling Pulau Rinca.

Tarif masuk Taman Nasional Komodo sungguh terjangkau, hanya Rp2.500 untuk turis lokal dan Rp20.000 untuk turis asing. Hanya saja, biaya pelengkap perjalanan lainnya memang tergolong lumayan “berat” untuk sebagian wisatawan lokal.

Advertisement

Untuk mencapai Taman Nasional Komodo, turis harus terlebih dahulu mendarat di Labuan Bajo – titik terdekat menuju lokasi. Kita hanya dapat menggunakan pesawat baling-baling berjenis Modern Ark dan sejenisnya dari Bandara Ngurah Rai-Bali. Dalam sepekan, ada empat maskapai dengan trayek penerbangan Ngurah Rai– Labuan Bajo.

Namun pada hari kerja, hanya ada dua penerbangan. Setelah itu, perjalanan bisa dilanjut dengan menyewa mobil atau motor untuk menuju pelabuhan dan lanjut menyewa kapal menuju pulau-pulau di kawasan Taman Nasional Komodo. Ojek di Labuan Bajo umumnya sekitar Rp10.000. Jika ingin seharian berkeliling kota, maka wisatawan bisa menyewa mobil dengan tarif mulai dari Rp300.000–Rp500.000 tergantung jenis mobil dan motor dengan tarif dari Rp25.000 – Rp150.000 tergantung jenis motor.

Kapal kayu untuk menuju Pulau Komodo (PP) dapat disewa dengan tarif mulai Rp1,8 juta. Bahkan turis juga bisa menginap di atas kapal jika memang ingin – tentu dengan tambahan ongkos sewa. Jika berselancar di dunia maya dan mencari paket wisata Pulau Komodo, maka kita akan menemukan beragam tawaran paket perjalanan mulai dari Rp1,8 juta, namun tidak termasuk tiket pesawat menuju Labuan Bajo, atau mulai Rp5 juta sudah termasuk tiket pesawat. Dengan biaya-biaya tersebut, tidak heran lebih banyak wisatawan mancanegara yang datang.

Menyusul penetapan Taman Nasional Komodo sebagai New Seven Wonders of Nature pada pertengahan Mei 2012. Setidaknya, nama Pulau Komodo yang semakin mendunia diharapkan dapat semakin menarik wisatawan mancanegara, terlebih wisatawan lokal.

Advertisement
Kata Kunci : Pulau Komodo Wisata
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif