News
Rabu, 20 Juni 2012 - 22:25 WIB

MUSIBAH SUKHOI: KNKT Alami Hambatan Urai Data Black Box Sukhoi Superjet 100

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah satu bagian komponen dari Blackbox pesawat Sukhoi Super Jet 100 yakni Flight Data Recorder (FDR) ditunjukkan ketika jumpa pers di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (31/5). Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya TNI Daryatmo mengatakan FDR Sukhoi Super Jet 100 tersebut ditemukan oleh warga dan Tim SAR Gabungan tidak jauh dari puing ekor pesawat buatan Rusia itu di lokasi jatuhnya di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat pada Rabu (30/5).

ANALISA DATA -- Salah satu bagian komponen dari blackbox pesawat Sukhoi Super Jet 100 yakni Flight Data Recorder (FDR) ditunjukkan dalam jumpa pers di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (31/5/2012) lalu. Komisi Nasional Keselamatan Transportasi masih berupaya mengurai dan meneliti data yang ada untuk mengetahui latar belakang jatuhnya pesawat tersebut. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

MAKASSAR — Komisi Nasional Keselamatan Transportasi atau KNKT menyatakan sejauh ini pihaknya masih mengalami banyak kendala dalam menganalisis data rekaman flight data recorder dan cockpit voice recorder dari pesawat Sukhoi Superjet 100 yang mengalami kecelakaan pada 9 Mei 2012.
Advertisement

Ketua Sub Komite Penelitian Kecelakaan Transportasi (PKT) Udara KNKT Masruri mengatakan belum ada kesimpulan sementara atau hipotesis terkait dengan penyebab kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 yang tengah dianalisis. “Banyak sekali kendala, tapi tak ada kesimpulan awal, apalagi asumsi, kami hindari ini. Mesti berdasarkan data tidak bisa disimpulkan sementara, kendalanya banyak yah,” ujarnya.

Dia mengatakan sejumlah kendala yang dimaksud diantaranya validasi data dari flight data recorder (FDR) yang belum bisa secara komprehensif dilakukan mengingat suara yang belum jelas. “Ini mesti pakai sound analyzer yang bagus, sehingga masih ada kesulitan untuk validasi data,” katanya.

Setelah perangkat FDR ditemukan, KNKT akan mengunduh dan menganalisis data yang tercatat di dalamnya. Perangkat ini merekam setiap gerak pesawat Sukhoi sejak 20 jam sebelum pesawat itu hancur menabrak tebing Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat pada 9 Mei 2012 dan menewaskan 33 korban warga negara Indonesia itu.

Advertisement

Data FDR ini akan dicocokkan dengan percakapan antara pilot dan petugas lalu lintas udara atau air traffic controller (ATC) yang terekam dalam perangkat cockpit voice recorder (CVR). Gabungan data dari kedua perangkat itu nantinya bisa menjelaskan penyebab kecelakaan pesawat buatan Rusia tersebut.

Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Herry Bakti S Gumay dalam kesempatan sebelumnya di Jakarta, menegaskan investigasi yang dilakukan oleh KNKT tentu membutuhkan waktu dan tidak bisa dipaksa secepatnya karena tergantung dengan data yang ada. Meski sesuai dengan ketentuan itu maksimal 1 tahun, dia berharap sesegera mungkin hasilnya dapat diperoleh dalam 3 bulan—6 bulan ke depan. “Aturannya maksimal setahun, kan bergantung pada data yang diperoleh, tapi diharapkan bisa lebih cepat dari itu,” katanya.

Menurut Masruri, pihaknya juga berharap sesegera mungkin analisis soal data tersebut dapat dirampungkan mengingat KNKT punya kewajiban atas tugas tersebut. “Pakemnya di aturan itu 12 bulan, tapi kami berharap bisa segera mungkin, kami masih bekerja untuk sampai pada final report, lebih cepat itu lebih bagus,” katanya.

Advertisement

Dia mengatakan sesuai dengan standar keamanan penerbangan internasional, analisis FDR tak bisa dilakukan secara buru-buru. “Yang jelas data rekaman [yang disebut] di salah satu media saat ini bukan data dari kami, saya tidak tahu dari mana,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif