BANTUL—Sementara ratusan warga berebut sisa ubo rampe yang terseret ombak di Pantai Parangkusumo, Rabu (20/6), Sari Retno, 60, justru sibuk tawar menawar harga dengan dua pemuda yang mengenakan rompi pelampung.
“Tahun kemarin juga segini. Sudah, jangan mahal-mahal,” ujar salah satu abdi dalem Kraton Jogja itu seraya menyodorkan selembar uang Rp20.000.
Karena tergesa untuk terjun ke laut lagi, dua pemuda itu segera menyodorkan selendang lurik hasil tangkapannya kepada Sari.
Kepada Harian Jogja, Sari mengaku sangat beruntung bisa mendapatkan selendang bekas penutup makanan yang turut dilabuh ke Pantai Parangkusumo itu. Meski bukan hasil jerih payahnya sendiri, ia tetap merasa puas.
“Semasa muda, saya terjun sendiri ke laut,” kenangnya.
Adapun dari selendang itu, Sari yang masih teguh pada kepercayaan ngalap berkah berharap keluarganya senantiasa berlimpah karunia dan terbebas dari segala marabahaya.
Pejabat juru kunci Cepuri Pantai Parangkusumo, Mas Bekel Sepuh Surakso Jaladri menerangkan, prosesi labuhan ageng ini untuk memperingati 24 tahun Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X bertahta sebagai Raja Kraton Ngayogyakarta.
“Labuhan ageng tiap tanggal 30 Rajab (penanggalan kalender Jawa). Tahun ini, kebetulan jatuh pada hari Rabu (kemarin),” kata Surakso.
Selain di Pantai Parangkusumo, labuhan juga serentak dilakukan di Gunung Merapi, Cangkringan, Sleman; Gunung Lawu Karanganyar dan Dlepih Wonogiri.(ali)