Soloraya
Jumat, 15 Juni 2012 - 15:44 WIB

TRAGIS, Warga Banyudono Bakar Rumah lalu Gantung Diri

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

DISEMAYAMKAN-Jenazah korban Sumardi, warga Dukuh Jetis, Desa Bangak, Kecamatan Banyudono sebelum dimakamkan, Jumat (15/6/2012). Lelaki 55 tahun ini gantung diri setelah membakar rumahnya.(Farida Trisnaningtyas/JIBI/SOLOPOS)

BOYOLALI--Nasib nahas menimpa Sumardi, warga Dukuh Jetis RT 0005 RW 002, Desa Bangak, Kecamatan Banyudono. Lelaki 55 ini nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri usai membakar rumahnya pada Jumat (15/6) pukul 00.10WIB dini hari.

Advertisement

Peristiwa ini terjadi diduga karena korban kerapkali bertengkar dengan istrinya, Giyarti, 45. Korban nekat gantung diri dengan seutas tali di bagian dapur setelah membakar rumahnya sendiri. Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com di lapangan menyebutkan, kejadian ini kali pertama diketahui oleh dua tetangganya yakni, Suyanto dan Sugiyatno.

Keduanya kaget saat melihat api yang berasal dari rumah korban. Tetangga korban ini langsung berteriak dan memberitahu warga lain. Warga yang mendengar lalu mendatangi rumah korban.

Mereka bergotong-royong memadamkan api dengan peralatan seadanya. Warga juga mengontak tim pemadam kebakaran karena khawatir api menjalar ke rumah lain. Masyarakat sekitar dibuat kaget dengan ledakan yang terdengar dari ruang tamu.

Advertisement

Selang beberapa saat, api dapat dipadamkan. Sedangkan ledakan yang terjadi diketahui berasal dari tangki motor yang ikut terbakar. Warga kemudian berusaha mencari korban. Alangkah terkejutnya, warga mendapati korban sudah tewas tergantung dengan seutas tali di dapur.

Petugas Polsek Banyudono dibantu warga kemudian menurunkan korban. Tim kesehatan dari Puskesmas setempat pun datang untuk memeriksa korban. Dari hasil pemeriksaan, tidak ditemukan adanya tanda-tanda penganiayaan. Korban tewas murni akibat bunuh diri.

Ayah mertua korban, Cipto mengatakan, menantunya itu kerapkali cekcok dengan anaknya. Ia juga sering mengancam sang istri akan dibunuh.
“Sama saya itu seenaknya sendiri. Selama menjadi menantu hanya sekali dua kali mau bicara dengan saya,” ujarnya.

Advertisement

Sedangkan sang anak angkat, Rohman mengaku kedua orangtuanya sudah pisah rumah. Korban sering mengancam si ibu hingga membuatnya memilih untuk pindah rumah. Ibunya juga tengah mengajukan gugatan cerai ke Pengadilan Agama Boyolali.

Salah seorang tetangga, Julianis menerangkan, korban pernah berencana pulang ke tempat asal di Madiun, Jawa Timur. Akan tetapi, renacana itu batal lantaran rumah dan sawah dijual untuk modal usaha istrinya. Kapolsek Banyudono, AKP Joko Sugiyanto menjelaskan, kejadian ini dipicu karena masalah keluarga. Korban memilih mengakhiri hidupnya dengan gantung diri setelah membakar rumahnya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif