Soloraya
Rabu, 13 Juni 2012 - 06:17 WIB

TOL SEMARANG-SOLO: Pengukuran Lahan Terkena Proyek Dimulai Dari Bangak

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Taufiq Sidik/JIBI/SOLOPOS)

Ilustrasi (Taufiq Sidik/JIBI/SOLOPOS)

BOYOLALI–Pengukuran lahan yang terkena proyek tol Semarang-Solo di Boyolali akhirnya dimulai dari Desa Bangak, Kecamatan Banyudono, Boyolali pada Selasa (12/6/2012).

Advertisement

Pengukuran yang semula direncanakan dari Desa Denggungan, Banyudono ini bergeser ke Desa Bangak karena berbagai hal. Antara lain, pematokan batas kepemilikan tanah di Desa Denggungan belum selesai.

Petugas Panitia Pengadaan Tanah (P2T), Distanto Vendy mengatakan, batas tanah sangat penting untuk memudahkan validasi data. Selain itu, pergerseran pengukuran dari Desa Denggungan ini lantaran adanya hujan. “Pergeseran ini tidak menjadi soal. Yang terpenting, semuanya bisa diukur,” katanya saat ditemui wartawan di sela pengukuran tanah di Desa Bangak, .

Pengukuran ini melibatkan petugas Badan Pertanahan Nasional (BPN) Boyolali, perangkat desa, Polri dan TNI serta P2T. Ia menjelaskan, pengukuran tanah di Boyolali bakal selesai dalam waktu 1,5 bulan. Lebih lanjut ia menerangkan, setelah semua pengukuran dan pendataan selesai, kemudian validasi data sebagai dasar musyawarah nilai ganti rugi.

Advertisement

Sekdes Bangak, Banyudono, Sutono mengatakan, di Bangak ada 130 bidang tanah yang bakal terkena tol. Bidang sebanyak itu terdiri dari 115 sawah, 1 sawah kas desa dan 14 bidang tanah tegalan dan pekarangan.

Sementara itu, Kades Denggungan, Kecamatan Banyudono, Junaedi menyatakan, penundaan pengukuran tol di desanya  karena beberapa faktor. Antara lain, faktor alam serta belum semua bidang tanah milik warga diberi patok sebagai penanda batas kepemilikan tanah.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif