Lifestyle
Rabu, 13 Juni 2012 - 08:59 WIB

KESEHATAN: Waspadai Batuk Berkepanjangan

Redaksi Solopos.com  /  Harian Jogja  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (everyday-skin-care.blogspot.com)

ilustrasi (everyday-skin-care.blogspot.com)

Infeksi paru-paru selama ini disamakan dengan Tubercolusis atau TB/TBC. Penyakit yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tubercolusis dan biasa disebut flek paru-paru tergolong penyakit yang dapat diobati.

Advertisement

Dokter Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru Jogja, Irwan Tansuir mengatakan, tidak semua flek yang terlihat pada paru-paru adalah TB/TBC.

“Istilah flek itu sudah umum di masyarakat, biasanya digunakan untuk anak-anak, tetapi secara kedokteran tidak ada penyakit bernama flek paru-paru,” katanya, saat dihubungi Harian Jogja, kemarin (12/6).

Diterangkan Irwan, hampir semua penyakit yang menyerang atau berhubungan dengan paru-paru akan menimbulkan flek atau bercak di paru-parunya setelah diketahui lewat rontgen. Gejala yang terjadi untuk penyakit akibat infeksi kuman ini umumnya diketahui lewat batuk yang berkepanjangan.

Advertisement

Gejala batuk berkepanjangan juga terjadi untuk pasien yang dinyatakan positif TB/TBC. Selanjutnya, untuk mengetahui adanya bercak dalam paru atau tidak, upaya foto medik pernting dilakukan. “Rontgen berguna untuk melihat apakah ada flek atau tidak, selain melihat ukuran dan bentuk dari flek itu sendiri,” ujar dokter poli paru itu.

Jika mendapati ciri-ciri batuk berkepanjangan pada anak, secepatnya perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Pasalnya, penyebab batuk yang dialami anak-anak kebanyakan berasal dari benda asing yang masuk ke saluran pernafasan termasuk ke dalam paru-paru.

Benda asing tersebut dapat berupa alergen atau bahan pencetus alergi atau mikroorganisme yakni virus atau bakteri. Untuk memastikan pengobatan maka kondisi paru-paru perlu diketahui dengan jelas. Menurut Irwan, hal tersebut penting dilakukan supaya pengobatan terhadap penyakit flek tidak salah.

Advertisement

Disampaikan dia, pengalaman banyak orangtua mengira anak-anaknya terkena penyakit TB/TBC dengan melihat gejala batuk berkepanjangan tanpa melakukan rontgen. Akibatnya, pemberian obat untuk anak-anak tersebut tidak tepat. “Anak-anak kadang hanya alergi pada obat tertentu yang mengakibatnya sia anak batuk terus menerus, obatnya jelas berbeda dengan penyakit TB,” lanjut dia.

Sementara untuk kasus yang sama pada orang dewasa juga bisa terjadi. Hanya, faktor batuk berkepanjangan pada orang dewasa kemungkinan karena infeksi kuman Tuberculosis. Pengobatan untuk orang dewasa diberikan untuk dikonsumsi untuk enam bulan dan biasanya tidak boleh berhenti.

Advertisement
Kata Kunci : Batuk TBC
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif