SOLOPOS.COM - Kantor BPSK (dok)
SOLO--Sedikitnya lima konsumen menyerbu Sekretariat Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Solo, Rabu (6/6/2012), menyusul keputusan lembaga itu untuk menghentikan operasional.
Konsumen menyayangkan sikap BPSK tersebut lantaran khawatir kebutuhan akan perlindungan konsumen tidak terpenuhi. Konsumen asal Grogol, Kristin, mengatakan sengaja datang ke Sekretariat BPSK Solo untuk menanyakan nasib aduannya yang masuk ke lembaga itu pekan lalu. “Pekan lalu, saya mengadukan kerugian yang saya alami soal listrik PLN. Kalau sekarang tutup bagaimana nasib saya nanti,” terang Kristin, saat dijumpai wartawan, di kantor setempat, Rabu.
Tanggapan senada juga disampaikan seorang ketua RT di Kelurahan Punggawan, Tejo. Pria tersebut kemarin datang ke BPSK untuk menyampaikan undangan agar BPSK menghadiri pertemuan warga.
Pihak BPSK rencananya akan diminta memberikan sosialisasi mengenai perlindungan konsumen di acara yang bakal dihelat tidak lama lagi di Tawangmangu, Karanganyar.
Tejo menyatakan kecewa dengan keputusan BPSK menghentikan operasional. Meski tidak pernah mengalami kerugian akibat ulah pelaku usaha, dia pernah mendampingi warganya yang dirugikan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
“Warga saya tiba-tiba tagihannya membengkak. Dan BPSK membantu menyelesaikan persoalan itu hanya dalam waktu dua pekan. Kalau sampai ditutup, lalu ke mana lagi kami mengadu kalau ada masalah,” tegas dia.
Koordinator Kesekretariatan BPSK Solo, Tuti Budi Rahayu, mengatakan sedikitnya ada lima konsumen yang datang ke BPSK, Rabu. Lima konsumen itu mempertanyakan nasih kasus mereka yang telah masuk ke BPSK sekaligus menyampaikan harapan agar BPSK urung menghentikan operasional.
“Tapi saya tidak bisa melakukan apa-apa. Saya juga sampaikan pada konsumen untuk menunggu saja bagaimana nasib BPSK selanjutnya,” ungkapnya.
