SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Burhan Aris Nugraha/JIBI/SOLOPOS)
BOYOLALI—Sejumlah penjahit di Kabupaten Boyolali mulai kebanjiran order menjelang tahun ajaran baru. Pesanan atribut dan seragam sekolah diprediksi meningkat hingga 200% dibanding hari biasa.
Salah satu penjahit, Arif Eko Prasetyo, warga Kampung Sumberlerak, Kelurahan Siswodipuran, Boyolali Kota mengatakan, sejumlah pesanan atribut seragam sekolah mulai diterimanya. Bahkan, pesanan bisa membeludak saat bulan Juni-Juli.
“Satu sekolah rata-rata memesan antara 200-300 paket atribut seragam sekolah yang meliputi topi, logo dan sabuk. Kami sendiri memunyai langganan sekitar 15 sekolah,” ujarnya saat ditemui wartawan di tokonya, Kamis (31/5/2012).
Arif memaparkan, ia sudah mendapatkan pesanan dari lima sekolah. Mereka minta dibuatkan paket atribut seragam komplet. Ia pun memerkejakan dua karyawan tukang bordir untuk memenuhi pesanan. Ia menjelaskan, untuk pesanan topi dipatok harga Rp8.000-Rp10.000. Sedangkan logo sekolah dibanderol Rp5.000. Arif bisa meraup keuntungan hingga 20% dari pesanan yang masuk.
Hal senada diungkapkan Sutrisno, penjahit Merbabu Tailor. Ia mengaku mulai kebanjiran pesanan seragam sekolah. Bahkan, ia kewalahan karena pekerja yang dimilikinya hanya dua orang. “Kami mengutamakan pelanggan terlebih dahulu. Sebab, seragam sekolah ini harus selesai tepat waktunya,” tuturnya.
Sutrisno menjelaskan, tahun ajaran baru seperti ini pesanan jahitan bisa meningkat 200%. Ia pun menyiasatinya dengan memberikan order jahitan kepada rekan penjahit lain yang kualitas jahitannya sama.
Menurutnya, pada hari-hari biasa jarang ada pesanan seragam sekolah. Ia membanderol satu stel seragam sekolah untuk SD/SMP Rp75.000. Sedangkan untuk SMA Rp85.000.