Lifestyle
Selasa, 29 Mei 2012 - 09:12 WIB

Tetap Peduli Kampung Halaman

Redaksi Solopos.com  /  Is Ariyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - MITRA DAERAH-Anggota Ikatan Mahasiswa Lampung (Ikamala) Solo di depan sekretariat mereka di Kadipiro, Minggu (27/5) lalu. Oleh Pemprov Lampung, mereka menjadi duta daerah. (Espos/Adib Muttaqin Asfar)

MITRA DAERAH-Anggota Ikatan Mahasiswa Lampung (Ikamala) Solo di depan sekretariat mereka di Kadipiro, Minggu (27/5) lalu. Oleh Pemprov Lampung, mereka menjadi duta daerah. (Espos/Adib Muttaqin Asfar)

“Sebenarnya kami merasa miris. Kalau ada anak ditanya mau jadi apa setelah lulus sekolah, jawabnya kerja di tambang,” tutur Dodi Kurniawan, mahasiswa D3 Analis Kesehatan Universitas Setia Budi (USB) menceritakan kondisi anak-anak di kampung asalnya, Toboali, Bangka Selatan, Kamis (24/5) lalu.

Advertisement

Dodi yang kini menjadi Ketua Ikatan Pelajar Mahasiswa Bangka (ISBA) Solo ingat tanah kelahirannya yang ditinggalkannya dua tahun terakhir. Karena itulah selama berada di Solo, dia juga sadar ada banyak hal yang harus dilakukannya saat pulang ke Bangka setelah lulus kelak.

Di Solo, dia punya misi untuk mengajak rekan-rekannya sesama mahasiswa asal Bangka untuk selalu bertindak lurus.

Advertisement

Di Solo, dia punya misi untuk mengajak rekan-rekannya sesama mahasiswa asal Bangka untuk selalu bertindak lurus.

“Intinya perkumpulan ini ingin menciptakan pemuda intelektual untuk Bangka dan tentu saja Indonesia,” katanya.

Meskipun terkesan idealis, apa yang dilakukannya bersama rekan-rekannya di ISBA Solo memang bertujuan untuk menjaga moral mahasiswa, setidaknya dari keseharian. Seperti komunitas pelajar/mahasiswa daerah pada umumnya, setiap tahun mereka melakukan pengakraban sebagai ajang kumpul bersama. Oleh Dodi dan rekan-rekannya, pengakraban tidak hanya sekadar kumpul-kumpul tanpa arti.

Advertisement

Hal ini pula yang menjadi latar belakang mengapa Dodi lebih memilih untuk kuliah di Solo daripada kota-kota lain yang juga punya banyak perguruan tinggi. Bagi para pelajar Bangka, kota pelajar seperti Jogja, Bandung dan Jakarta adalah tujuan utama bagi mereka yang ingin melanjutkan kuliah di Pulau Jawa. Sedangkan bagi Dodi, ada pertimbangan lain ketika dia memutuskan untuk memilih Solo sebagai tempat kuliahnya.

“Ada gengsi ketika kuliah di Jogja tapi di Solo pergaulannya lebih baik dari pada di sana.”

Misi pendidikan ini tidak hanya mereka lakukan saat berada di Solo. Saat pulang ke Bangka setiap tahun, mereka memanfaatkan liburan dengan mengunjungi sekolah-sekolah asal mereka. Di sana mereka mendorong para pelajar untuk kuliah dengan memberi gambaran tentang kondisi masing-masing kota dan kampus yang ada.

Advertisement

 

Menggarap Daerah

Hal serupa juga dilakukan oleh para mahasiswa asal Brebes yang tergabung dalam Keluarga Pelajar Mahasiswa Daerah Brebes (KPMDB). Setiap tahun, mereka juga melakukan promosi ke berbagai sekolah untuk memperkenalkan kampus masing-masing. “Di Brebes, kami sosialisasikan perguruan tinggi di Solo, bahwa ada universitas dan sebagainya,” ujar Wiria Sutrisna, mahasiswa PGSD FKIP UMS yang kini memimpin KPMDB Wilayah Solo, Jumat (25/5) lalu.

Advertisement

Begitulah yang dilakukan oleh para mahasiswa asal Brebes saat pulang ke kampung halaman mereka, baik yang kuliah di Solo, Jogja, Jakarta, Bandung, Purwokerto dan kota-kota lain. Namun sebenarnya sosialisasi tentang perguruan tinggi hanya salah satu dari sekian banyak aksi kepedulian mereka terhadap daerah Brebes.

Di luar itu, para mahasiswa ini berusaha ikut berperan dalam perkembangan daerah asal. Misalnya menjelang Pilkada Brebes yang akan digelar 7 Oktober nanti, KPMDB sudah menyiapkan aksi. Menjelang pemilihan nanti, mereka akan melakukan pendidikan pemilih pemula yang umumnya masih duduk di SMA. Di sana mereka bekerja sama dengan KPU setempat untuk menggelar pendidikan pemilih.

“Mulai dari prosedur memilih, memperkenalkan para calon dan teknis lainnya,” kata Wiria.

Selain itu, mereka juga akan mencoba untuk lebih menekan calon penguasa setempat dalam mewujudkan janji-janjinya. Rencananya dalam masa kampanye nanti, KPMDB akan mencatat semua janji-janji yang diucapkan oleh para calon. “Kami akan membuat janji-janji ini dilegalkan. Kemudian nanti akan kami ingatkan saat sudah menjabat.”

Kepedulian mereka terhadap daerah asal memang sudah ditanamkan oleh para senior mereka di semua wilayah KPMDB. Meskipun kini tinggal di Solo dan jarang pulang kampung, mereka tidak lupa dengan masalah-masalah besar yang terjadi di Brebes.

Kepedulian mereka ditunjukkan saat forum pengakraban yang biasanya melibatkan 70-an mahasiswa di Tawangmangu. Di forum yang tujuan utamanya untuk pengakraban tersebut, mereka justru sering membahas isu-isu serius. Misalnya mereka berdiskusi tentang nasib para petani bawang di Brebes setelah diberlakukannya kebijakan impor bawang. “Kami kasih tahu pada mahasiswa, bagaimana kondisi Brebes yang sebenarnya.”

Tak mau gerak mereka dibatasi hanya dalam forum diskusi, Wiria dan rekan-rekannya pun bergerak sesuai kemampuan mereka. Misalnya beberapa waktu lalu mereka pergi Batang untuk bersama-sama belajar pada para petani di sana yang komunitasnya lebih progresif. “Kami belajar banyak bagaimana cara pembebasan lahan, memberantas korupsi dan sebagainya.”

Selain itu mereka juga bekerja sama dengan LSM di Brebes yang bergerak pemberantasan korupsi di daerah itu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif