Lifestyle
Selasa, 29 Mei 2012 - 09:22 WIB

Merantau Sekaligus Jadi Duta Daerah

Redaksi Solopos.com  /  Is Ariyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - (FOTO/Istimewa)

PENTAS-Anggota Keluarga Pelajar Mahasiswa Kalimantan Barat (KPMKB) saat tampil di pentas seni acara Kak Seto Home Schooling, baru-baru ini (foto Kiri atas dan kanan bawah). (FOTO/Istimewa)

Asrama Rahadi Osman di belakang SDN Kleco, Kerten, Solo, Minggu (27/5) siang, terlihat seperti sanggar musik etnik. Suara rancak keluar dari alat-alat musik perkusi sederhana yang dimainkan oleh para mahasiswa yang berada di emperan asrama. Sementara di dalam, beberapa orang lainnya berlatih memainkan gasing tradisional.

Advertisement

“Dulu kami pernah memiliki sanggar tapi kondisinya sering pasang surut. Sekarang kami mau bikin lagi,” ujar Umar Syahidin alias Didin, mahasiswa Geografi UMS yang juga Ketua Keluarga Pelajar Mahasiswa Kalimantan Barat, siang itu. “Ini mumpung lagi semangat-semangatnya.”

Bukan kali ini saja asrama mahasiswa asal Kalbar di Solo itu jadi sanggar seni. Setiap menjelang pentas seni di berbagai tempat, mereka menggelar latihan serupa. Mereka cukup sering diundang untuk menampilkan tarian etnik di kampus atau Taman Budaya Jawa Tengah (TBTJ). Kini mereka sedang menyiapkan sebuah pentas budaya yang mereka inisiasi sendiri di Car Free Day Jl Slamet Riyadi, Minggu (10/6) mendatang. “Ini sebagai bentuk eksistensi kami di sini.”

Advertisement

Bukan kali ini saja asrama mahasiswa asal Kalbar di Solo itu jadi sanggar seni. Setiap menjelang pentas seni di berbagai tempat, mereka menggelar latihan serupa. Mereka cukup sering diundang untuk menampilkan tarian etnik di kampus atau Taman Budaya Jawa Tengah (TBTJ). Kini mereka sedang menyiapkan sebuah pentas budaya yang mereka inisiasi sendiri di Car Free Day Jl Slamet Riyadi, Minggu (10/6) mendatang. “Ini sebagai bentuk eksistensi kami di sini.”

Keinginan untuk eksis ini memang muncul tanpa dorongan oleh pihak manapun, termasuk pemerintah daerah asal mereka. Dengan kesadaran sendiri, mereka sudah memosisikan diri sebagai duta daerah untuk mempromosikan Kalbar dalam kesenian tradisional. Bahkan untuk melakukan semua ini, mereka tidak meminta bantuan materi dari Pemprov Kalbar.

“Kalau bisa kami ini malah tidak banyak mengandalkan pemerintah, seperti pengadaan kostum untuk sanggar, kami usaha sendiri,” ungkap Didin yang juga akan tampil menari di sebuah festival, Juni nanti.

Advertisement

Merantau dan kuliah sambil jadi duta daerah. Begitulah yang dilakukan oleh para mahasiswa yang aktif di berbagai komunitas mahasiswa daerah di Solo ini. KPMKB pun hanya satu dari sekian komunitas yang juga mengusung misi serupa, yaitu mempromosikan produk budaya mereka di tanah rantau. Solo yang menjadi salah satu kota tujuan pelajar dan mahasiswa pun menjadi semakin kaya dengan ragam kesenian daerah.

“Kami memang diakui oleh pemda di sana tapi kami ini dianggap sebagai mitra kerja,” kata Ketua Ikatan Mahasiswa Lampung (Ikamala) Solo, Wahyu Noviansyah, saat ditemui di base camp mereka di Banyuagung, Kadipiro, Solo, Sabtu (26/5) lalu. “Mereka juga butuh kami untuk mempromosikan Lampung di kota lain.”

Selama ini misi tersebut telah dijalankan sejak organisasi ini resmi terbentuk sejak 2007. Di samping menjadi wadah perkumpulan mahasiswa dari daerah yang sama, komunitas ini juga konsisten melakukan berbagai promosi daerah dengan ikut serta dalam berbagai event kebudayaan di Solo. Misalnya mereka terlibat mengisi panggung Solo Menari yang melibatkan penari-penari berbagai daerah. Demikian pula saat mereka diundang untuk mengisi acara resmi seperti penghargaan Junior Chamber International-Ten Outstanding Young Person (JCI TOYP) di Solo Paragon, Sabtu (19/5) malam. “Kami juga ikut dalam kirab budaya di Solo dengan memakai pakaian daerah,” ujar mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan FKIP UNS 2010 ini.

Advertisement

 

Promosi Solo

Begitulah sehingga komunitas ini benar-benar menjadi mitra kerja pemerintah daerah asal mereka. Meskipun jauh, mereka tetap memainkan peran penting di tempat perantauan. Para mahasiswa ini pun sekaligus menjadi aset daerah. Bukan hanya karena mereka berperan dalam promosi daerah, juga karena kelak akan kembali ke sana setelah lulus.

Advertisement

Misi kebudayaan ini pun juga membawa dampak baik bagi daerah asal maupun kota tempat merantau. Selama menjadi mahasiswa, yang mereka perkenalkan bukan hanya budaya daerah di Solo, melainkan juga Kota Solo di daerah mereka. Setiap tahun mereka punya agenda rutin untuk mempromosikan Kota Solo pada siswa SMA di sekolah-sekolah. Promosi ini biasanya ditekankan pada perkenalan perguruan tinggi yang ada di Solo dan lingkungan Solo pada umumnya.

“Biasanya memang kami prioritaskan yang kampus negeri dulu. Soalnya yang dicari lebih dulu kan kampus negeri,” kata Rizky Maeidiansya, pengurus Ikamala, mahasiswa Kedokteran UMS 2010. “Ada swasta yang bagus juga, tapi selama ini memang baru negeri yang dipromosikan.”

Promosi ini juga murni inisiatif para mahasiswa sendiri. Bukan hanya yang tinggal di Solo tapi juga mereka yang kuliah di berbagai kota di Pulau Jawa. Biasanya hal ini dilakukan saat mereka sedang pulang kampung pada musim liburan panjang.

Berdasarkan pendataan Ikamala, para mahasiswa asal Lampung di Solo memang ada di kampus negeri maupun swasta. Jumlahnya cukup besar, 400–an orang. Ini juga tak lepas dari promosi perguruan tinggi Solo di Lampung setiap tahun.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif