Redaksi Solopos.com / R. Bambang Aris Sasangka | SOLOPOS.com
Hal serupa juga tampak di depan SMKN 1 Boyolali. Mereka saling mencorat-coret seragam. Padahal, sekolah telah menyediakan selembar kain untuk corat-coret. “Kami akhirnya lulus. Saya senang sekali bisa lulus UN ini. Corat-coret ikutan teman-teman,” ujar salah satu siswa, Santi. Bahkan seorang satpam setempat, juga ikut mencorat-coret baju sejumlah siswa yang lulus. Kondisi ini jauh berbeda dengan suasana di SMK Ganesha Tama yang terletak di depan SMKN 1 Boyolali.
Di belakang SMK Ganesha Tama sejumlah siswa yang mengenakan baju yang sudah dicorat-coret didatangi seorang guru. Ia meminta baju penuh coretan itu. Sang guru dengan nada tegas mengatakan daripada seragam untuk corat-coret lebih baik diberika kepada adik kelas.
Sementara itu, puluhan siswa yang tergabung dalam Forum Silaturahmi antar Kerohanian Islam (Forsais) SMA/MA/SMK se-Kabupaten Boyolali menggelar aksi damai anti corat-coret. Aksi ini dilaksanakan di depan Taman Kota Kridanggo.
Mereka membentangkan sejumlah poster yang menghimbau agar perayaan kelulusan tidak diwarnai dengan aksi corat-coret baju seragam dan konvoi sepeda motor. “Kami mengajak para pelajar di Boyolali terutama tingkat XII, untuk mengekspresikan rasa kegembiraan atas kelulusan mereka dengan kegiatan yang positif,” ujar Koordinator lapangan, Wachid Nur Rohman.
Sedangkan, tingkat kelulusan UN siswa SMA/MA/SMK tahun 2012 ini di Boyolali mencapai 99,98%. Ketua Panitia UN Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga (Dikpora) Boyolali, Abdul Rahman mengatakan, dari total jumlah peserta UN sebanyak 9.225 siswa, yang tidak lulus UN sebanyak 13 orang. Terdiri satu siswa SMK dan 12 siswa dari SMA baik negeri maupun swasta.