SOLOPOS.COM - Mahfud MD (Foto detikcom)
JAKARTA-Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD dikenal keras terhadap kasus-kasus korupsi. Ingat saja ketika kasus Bibit-Chandra, karena keberanian Mahfud, persidangan membuka percakapan sadapan KPK atas Anggodo Widjojo.
Namun, pada Jumat (25/5) Mahfud kedapatan ikut menjadi salah satu penjemput mantan Mensos Bachtiar Chamsyah di LP Cipinang. Bachtiar dibebaskan setelah menjalani penahanan terkait kasus korupsi di Kemsos.
Sikap Mahfud itu pun menjadi tanya. Apakah dia kini sudah melunak pada kasus-kasus korupsi, sehingga menyambut pembebasan Bachtiar?
“Memangnya mengapa? Bagi saya hukum ya hukum, semua risiko dan tanggung jawab harus dipikul. Tapi silaturahmi tak boleh putus,” terang Mahfud saat berbincang dengan detikcom, Sabtu (26/5/2012). Selain Mahfud, ada juga Akbar Tandjung yang juga ikut menjemput Bachtiar.
Mahfud menjelaskan, Bachtiar Chamsyah adalah teman baik dia. Jadi tentu wajar dia ikut menjemput. Silaturahmi tetap harus dijaga, itu niatnya.
“Waktu dia di penjara Cipinang dulu pun saya sering nengok sebagai sahabat untuk silaturahim,” jelasnya.
Mahfud menjelaskan, bukan hanya Bachtiar, dia juga sering menengok temannya yang lain yang ditahan di Cipinang, yang pernah sama-sama duduk di kabinet di era Gus Dur. “Seperti Rokhmin Dahuri (eks menteri kelautan dan perikanan) dan Burhanuddin Abdullah (eks gubernur BI),” tambahnya.
Tidak sebatas itu saja, Mahfud juga tetap menjalin kontak dengan mantan Kabareskrim Komjen Pol Susno Duadji. Di kasus Bibit-Chandra dahulu, percakapan Anggodo Widjojo yang dibuka di MK, menyudutkan Susno.
“Anda tahu Susno Duaji kan? Oleh publik Susno Duaji itu dianggap bermusuhan dengan Ketua MK karena kasus Bibit-Chandra. Padahal hubungan kami baik-baik saja, terus saling bersilaturahmi. Saat Susno Duaji ditahan saya sering bersilaturahmi, kami saling bertukar pikiran, saya mengirim surat ungkapan simpati dan dukungan moral untuk dia,” tegas Mahfud.
