News
Jumat, 25 Mei 2012 - 01:54 WIB

OPISISI SURIAH Pecah

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

AMMAN--Kelompok oposisi utama Suriah, Dewan Nasional Suriah (SNC), di ambang perpecahan menyusul presiden mereka, Burhan Ghalioun, mengundurkan diri. Sementara, sebuah panel PBB, Kamis (24/5/2012), menyatakan, tentara pemerintah bertanggung jawab atas serangkaian pelanggaran HAM.

Pengunduran diri Ghalioun mencerminkan konfrontasi antara kubu Ikhwanul Muslimin yang kuat dalam tubuh SNC dan rival politiknya, mengenai siapa yang dianggap pantas menjadi pemimpin baru. Konflik internal dalam tubuh SNC telah menggerogoti dukungan internasional terhadap oposisi.

Advertisement

Ghalioun, seorang sosiolog sekuler dukungan Ikhwanul Musliman, pekan lalu menawarkan pengunduran diri dari posisinya sebagai pemimpin dari dewan yang beranggotakan 313 orang itu, jika ada pengganti dirinya. Seorang pemimpin baru diharapkan bisa menjadi kunci untuk memenangkan pengakuan internasional terhadap SNC dan menenangkan kekhawatiran Barat mengenai kebangkitan Islam sebagai kekuatan utama dalam pemberontakan Suriah.

Sejauh ini keberadaan tokoh-tokoh Islamis telah mendominasi Dewan, namun terbagi antara kubu Ikhwanul Muslimin dan faksi-faksi lain. Sebuah pernyataan pada Rabu (23/5) larut malam, mengatakan, Ghalioun akan tetap memimpin NSC hingga presiden baru terpilih dalam sidang umum Dewan.

Selain mengagendakan pemilihan presiden baru, sidang umum Dewan akan menjadi bagian dari upaya reorganisasi. Sidang umum untuk memilih penggantu Ghalioun yang akan diikuti 50 anggota Sekjen Dewan tersebut dijadwalkan digelar di Istanbul, Turki, pada 11-12 Juni.

Advertisement

Di Jenewa, Komisi Penyidik Suriah yang ditunjuk PBB mengatakan, pasukan keamanan bertanggung jawab atas sebagian besar pelanggaran berat terhadap HAM sejak pemberontakan meletus Maret 2011, saat mereka mulai memburu pembelot dan pemberontak. “Sebagian besar pelanggaran HAM serius didokumentasikan oleh Komisi, yang dilakukan oleh tentara Suriah dan pasukan keamanan sebagai bagian dari operasi militer atau pencarian terhadap orang-orang yang dianggap mendukun kelompok bersenjata antipemerintah,” bunyi pertanyaan itu seperti dilansir yahoonews.

Panel tersebut juga melaporkan adanya “pola yang jelas” telah muncul terkait blokade pemerintah dalam upaya “menyingkirkan” orang-orang yang menjadi target operasi, termasuk para anggota keluarga mereka. Situasi itu disebut telah menyebabkan banyak anak yang meninggal akibat kurangnya perawatan kesehatan yang memadai.

Laporan ini dikeluarkan pada saat serangan pasukan pamerintah Suriah terhadap kubu pemberontak di Rastan memasuki hari ke-11. Sedikitnya tiga warga sipil tewas, menurut Observatorium HAM Suriah.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif