Lifestyle
Selasa, 22 Mei 2012 - 08:41 WIB

Musik dan Mimpi Mengubah Dunia Pendidikan

Redaksi Solopos.com  /  Is Ariyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Hanny Setiawan (Espos/Adib Muttaqin Asfar)

Hanny Setiawan (Espos/Adib Muttaqin Asfar)

Jika ada orang Solo yang memiliki mimpi mengubah masyarakat dengan bisnis kreatifnya, Hanny Setiawan adalah salah satunya. Dengan salah satu lini usahanya di bidang pendidikan musik, dia punya mimpi untuk melakukan apa yang disebutnya sebagai revolusi sistem pendidikan.

Advertisement

Mimpi ini memang terkesan idealis namun baginya bukan sebuah utopia. Salah satu langkah pertamanya adalah dengan mendirikan Sekolah Musik Indonesia (SMI) yang dirintisnya dari Solo. Ini berawal dari ketertarikannya yang tinggi terhadap musik dan dunia komputer sejak masih SMP. Kini, dia adalah salah satu orang yang yakin tentang pentingnya pendidikan musik masuk dalam pelajaran-pelajaran sekolah.

“Pendidikan musik itu sebenarnya sama pentingnya dengan Matematika atau Fisika. Pendidikan bisa masuk jika kreativitas dibangkitkan. Sayangnya pendidikan musik belum dapat porsi yang cukup di sekolah,” ujarnya.

Begitulah, meski SMI adalah pendidikan luar sekolah, dia punya misi untuk memasukkan musik sebagai pendidikan wajib di sekolah layaknya pelajaran lain. Dengan SMI pula, dia membuat model pendidikan musik yang bukan berorientasi pada pelatihan menggunakan alat musik namun memberikan musik sebagai soft skill anak-anak. “Selama ini konotasi dunia musik selalu jelek, cuma berhenti jadi artis atau pemusik. Padahal musik bisa membangkitkan kreativitas.”

Advertisement

Dengan berbekal pengetahuan musik yang didapatkannya saat kuliah di Barklee College of Music, Boston, AS pada 1996, Hanny merintis SMI yang akhirnya resmi diluncurkan pada awal 2011. Pekerjaan ini ternyata menarik perhatian oleh salah satu pengelola sekolah di Jakarta. Mereka mengundang Hanny untuk menjadi konsultan pendidikan musik di sekolah itu dan saat ini berjalan selama satu tahun. Hanny pun berusaha menjadikan program di sekolah ini sebagai pilot project pendidikan musik di sekolah dari TK hingga SMA. Jika ini berhasil, dia ingin memperlihatkannya kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Inilah yang disebut sebagai cita-citanya saat bergerak dalam pendidikan musik. Meskipun usaha seperti ini berpotensi mendatangkan keuntungan materi yang cukup besar dengan masuknya investor, menurutnya uang bukan jadi tujuan terbesar.

“Idenya sebenarnya cukup lama. Awalnya juga saya didik orang gratisan dulu, kemudian pendidikan murah. Baru kemudian ada investor yang masuk,” katanya.

Advertisement

Kini, SMI sudah berdiri di tujuh tempat yaitu Solo Baru, Surabaya, Surabaya Timur, Sidoarjo, Serpong, Jakarta dan Jogja. Sebenarnya SMI hanya satu dari beberapa produk usaha yang berdiri di bawah perusahaan yang dibentuk Hanny, PT Sarana Menjangkau Indonesia. Perusahaan ini bergerak di berbagai bidang mulai dari musik, programmer, konsultan dan proyek sosial.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif