News
Selasa, 22 Mei 2012 - 15:52 WIB

BARANG PALSU CHINA: Waduh, Peranti Militer AS Pakai Komponen Palsu!

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - KOMPONEN PALSU -- Sebuah helikopter SH-60B Seahawk AL AS. Pesawat ini termasuk yang disebut menggunakan komponen elektronika yang diduga palsu. (en.wikipedia.org)

KOMPONEN PALSU -- Sebuah helikopter SH-60B Seahawk AL AS. Pesawat ini termasuk yang disebut menggunakan komponen elektronika yang diduga palsu. (en.wikipedia.org)

WASHINGTON – China selama ini punya citra buruk sebagai penghasil barang-barang palsu. Nah, ternyata urusan barang palsu ini merambah pula ke dunia militer dan ironisnya justru Amerika-lah yang jadi salah satu korbannya.
Advertisement

Komisi Angkatan Bersenjata Senat AS belum lama ini menemukan bukti bahwa sejumlah besar komponen elektronik palsu asal China justru dipakai sejumlah peranti militer AS. Berdasarkan penyelidikan selama setahun, ditemukan bahwa ada 1.800 kasus temuan suku cadang palsu yang dipakai di pesawat militer.

Lebih dari 70% dari sekitar 1 juta komponen palsu itu ketika dilacak ternyata mengarah ke sumber di China. Komponen-komponen palsu itu antara lain ditemukan di helikopter SH-60B yang dipergunakan angkatan laut, di pesawat angkut C-130J dan C-27J dan di pesawat patroli maritim P-8A Poseidon. Komisi tersebut menegaskan, komponen palsu itu bisa menimbulkan risiko keamanan dan keselamatan yang tinggi dan bisa menyebabkan membengkaknya anggaran.

China pun dikritik karena dianggap gagal menindak para produsen komponen palsu itu. Komisi Senat juga menyebut staf mereka yang berupaya menyelidiki langsung ke China gagal bertugas karena tak diberi visa. “Komponen elektronik palsu itu dijual bebas dan terbuka di China,” sebut laporan tersebut seperti dikutip BBC. “Bukannya mengakui masalah itu dan bertindak sigap untuk memberantas para pemalsu, pemerintah China justru berupaya menghindari pemeriksaan,” tulis laporan itu pula.

Advertisement

Di sisi lain laporan itu juga mengritik kurangnya pelaksanaan program internal seperti Government-Industry Data Exchange Program (GIDEP), yang sebenarnya didesain untuk mencegah masuknya komponen yang diduga palsu. Antara 2009-2010 hanya ada 217 laporan GIDEP yang masuk terkait dugaan komponen palsu, itu pun hanya disampaikan enam persuahaan sementara lembaga negara hanya melaporkan 13 kasus. Insentif bagi perusahaan untuk merangsang mereka lebih aktif dan teliti mencegah penggunaan komponen palsu juga dinilai sangat kurang.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif