Entertainment
Minggu, 20 Mei 2012 - 13:42 WIB

PERINGATAN MENINGGALNYA GESANG: Lewat Pameran, Kenangan Sang Maestro Dihidupkan

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - MEMORABILIA GESANG MEMORABILIA GESANG--Sejumlah pengunjung car free day (CFD) Jl Slamet Riyadi, Solo melihat-lihat foto dan memorabilia almarhum Gesang yang dipajang dalam pameran untuk memperingati dua tahun meninggalnya maestro keroncong itu, Minggu (20/5/2012). (Suharsih/JIBI/SOLOPOS)


MEMORABILIA GESANG
MEMORABILIA GESANG--Sejumlah pengunjung car free day (CFD) Jl Slamet Riyadi, Solo melihat-lihat foto dan memorabilia almarhum Gesang yang dipajang dalam pameran untuk memperingati dua tahun meninggalnya maestro keroncong itu, Minggu (20/5/2012). (Suharsih/JIBI/SOLOPOS)

Pemuda itu berhenti di atas sepedanya, mengamati sejumlah foto poster berukuran besar yang berjejer di Jl Slamet Riyadi, Solo tak jauh dari jembatan penyeberangan kawasan Sriwedari, Solo, Minggu (20/5/2012).

Advertisement

Ada sedikitnya lima foto poster yang dipajang. Semuanya tentang sang maestro keroncong, alhmarhum Gesang. Tak ketinggalan pula sebuah sepeda motor Honda C70 buatan tahun 1973 yang merupakan milik Gesang semasa hidupnya.

Setelah beberapa kali memotret menggunakan kamera di handphone (HP), pemuda yang sendirian itu kemudian menoleh ke sana ke mari. “Bisa tolong foto saya di depan gambar itu?” pinta pemuda itu kepada Solopos.com, sambil menyodorkan HP-nya.

Setelah beberapa kali jepretan, pemuda yang mengaku bernama Willy Suparmanto, 23, itu mengatakan dirinya adalah penyuka musik keroncong dan lagu ciptaan sang maestro, Bengawan Solo. Lagu itu telah membawa nama Solo terkenal di tingkat internasional.

Advertisement

“Sungguh disayangkan, saat ini generasi muda yang menyukai keroncong tak banyak. Saya berharap, sebagai penghargaan atas jasa-jasa Mbah Gesang, ada upaya-upaya untuk membangkitkan kesukaan pemuda pada musik keroncong, misalnya dalam bentuk lomba atau kompetisi,” jelasnya.

Tak hanya Willy. Hampir setiap pengunjung car free day (CFD) yang melintas di tempat itu menyempatkan mampir, sekadar melihat-lihat atau memotret. Sejumlah pengunjung mengaku tidak tahu, ada pula yang lupa bahwa hari itu, bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional ke-104, juga merupakan peringatan dua tahun meninggalnya pencipta lagu Bengawan Solo itu. Gesang meninggal pada Kamis, 20 Mei 2010 pukul 18.10 WIB, di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Solo.

Dengan pameran memorabilia tinggalan Gesang yang diadakan oleh Omah Sinten dan Republik Aeng-aeng itu mereka seolah diingatkan kembali. Ada foto repro Mbah Gesang, piagam penghargaan, notasi lagu Bengawan Solo dan tak ketinggalan pula sepeda motor kesayangan sang maestro.

Advertisement

“Warga Solo patut berbangga memiliki seorang legenda seperti Gesang. Kenangannya mesti terus dihidupkan dengan menghargai karya-karyanya, dan saya sangat setuju jika Gesang diusulkan mendapat gelar pahlawan nasional,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif