Akhirnya tibalah giliran Cempluk dilayani. Tapi ia agak cemas karena sudah hampir setengah tujuh pagi. Setelah selesai, dengan perasaan kemrungsung Cempluk bergegas menuju ke motornya, nyenthelke soto, lalu memasukkan kunci motor. Namun sial. Setelah dicoba berulangkali ternyata kunci tersebut tidak bisa untuk nyetater.
Cempluk kemringet dan kebingungan.
Tanpa pikir panjang, motor langsung dituntun, Cempluk bermaksud menanyakan ke bengkel motor terdekat. Namun saat Cempluk nuntun motor itulah tiba-tiba ada teriakan dari arah belakang, “Eh, Mbak, Mbak…! Motorku mau dibawa ke mana?” kata si pemilik motor sebut saja Gendhuk Nicole.
Cempluk penasaran dan memperhatikan motornya, badalaaa…! “Ya ampyuuun…! Ini bukan motorku!” teriaknya spontan dengan wajah abang ireng kisinan. Maklum, motor itu jan persis plek dengan milik Cempluk yang diparkir di sebelahnya.
“Sori Mbak, nggak sengaja! Kemrungsung selak ditunggu anak-anak,” Cempluk beralasan. Ia langsung berpindah ke motor miliknya diiringi gelak tawa para pembeli soto yang lagi antre. Bahkan di antara mereka ada yang nyenges, “Salah ambil kok milik yang lebih kinclong…”
Tanpa menjawab, Cempluk langsung mancal motornya, lalu ngacir selak kisinan.
Nur Aini, Sanggrahan RT 01/RW 21, Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo