News
Selasa, 15 Mei 2012 - 23:25 WIB

China Protes Pertemuan Cameron-Dalai Lama

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dalai Lama (yahoo.news)

Dalai Lama (yahoo.news)

BEIJING--China memprotes pertemuan Perdana Menteri Inggris, David Cameron, dengan pemimpin spiritual Tibet, Dalai Lama. Wakil Menlu China, Song Tao,Selasa (15/5/2012), memanggil Dubes Inggris untuk China, Sebastian Wood, untuk menyampaikan protes tersebut.

Advertisement

Menurut Song, pertemuan Cameron dan Dalai Lama, Senin (14/5/2012), tersebut sangat mengganggu urusan internal China. Meskipun pertemuan itu sebenarnya tidak dilakukan di kediaman resmi Cameron di Downing St, London, untuk menjaga sensibilitas hubungan dengan China.

Kepada Wood, Song menyatakan para pemimpin Inggris seharusnya sepenuhnya mempertimbangkan konsekuensi serius pertemuan itu. “Pertemuan itu sangat mengganggu urusan internal China, merusak kepentingan China dan menyakiti perasaan rakyat China,” ujar Song seperti disampaikan Deplu China dalam sebuah pernyataan.

Song pun mendesak Inggris untuk melakukan “tindakan praktis” untuk memperbaiki kesalahan tersebut. Respons China tersebut menambah menegaskan sejumlah pernyataan mereka sebelumnya mengenai pertemuan Dalai Lama dengan para pemimpin politik luar negeri.

Advertisement

“Kementerian Inggris percaya, siapa yang mereka temui adalah dipandang perlu bagi mereka. Jika mereka memilih untuk bertemu seseorang, tidak selalu menunjukkan mereka mendukung sudut pandang individu tersebut,” ujar seorang juru bicara Kantor Luar Negeri Inggris di London, mengomentari reaksi Beijing.

Kepada wartawan, Senin, dalai Lama mengatakan, China telah dilanda korupsi, krisis moral yang meluas dan berbagai pelanggaran hukum yang menyebabkan jutaan rakyat China berpaling ke ajaran Budha. Dalai Lama berada di London untuk menerima penghargaan Templeton senilai US$1,7 juta untuk karyanya yang menegaskan keberadaan dimensi spiritual dalam kehidupan.

Dalai Lama membantah tengah mengupayakan kemerdekaan untuk Tibet dan menegaskan dirinya hanya ingin adanya transisi damai ke arah otonomi sepenuhnya bagi wilayah Himalaya yang telah diperintah dengan tangan besi oleh China sejak 1950.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif