News
Minggu, 13 Mei 2012 - 19:16 WIB

Komitmen Damai Palestina-Israel

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

RAMALLAH–Israel dan Otoritas Palestina, Sabtu (12/5/2012), mengeluarkan pernyataan bersama mengenai komitmen perdamaian. Langkah ini menyusul Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, mengirim utusan untuk bertemu Presiden Palestina, Mahmoud Abbas.

Utusan Netanyahu tersebut membawa surat balasan terhadap surat Abbas yang diterima bulan lalu mengenai keluhan atas kegagalan pembicaraan perdamaian pada 2010. Abbas juga memaparkan usulan-usulannya tentang kemungkinan dimulainya kembali pembicaraan damai.

Advertisement

“Israel dan Otoritas Palistina berkomitmen untuk mencapai perdamaian dan berharap pertukaran surat antara Presiden Abbas dan PM Netanyahu akan meneruskan tujuan itu,” bunyi pernyataan yang dikeluarkan kantor Netanyahu. Pernyataan bersama itu dikeluarkan setelah utusan Netanyahu, Ishak Molcho, bertemu Abbas di Rammalah, Ibu Kota Otoritas Palestina.

Detil surat balasan dari Netanyahu tak diungkapkan kepada media. Namun para pejabat Israel pekan lalu mengatakan, mereka tak berharap Netanyahu memenuhi syarat utama Palestina untuk memulai perundingan, yakni mengentikan semua pembangunan permukiman di Tepi Barat.

Dalam suratnya, Abbas meminta pembangunan permukiman di Tepi Barat, wilayah yang dicaplok Israel pada 1967, dihentikan. Abbas juga menuduh Israel kurang menunjukkan komitmennya terhadap proses perdamaian yang telah berjalan puluhan tahun namun belum terlihat hasilnya.

Advertisement

Sebelumnya, Netanyahu telah ebrulang kali menyerukan kepada Abbas untuk kembali ke meja perundingan tanpa adanya prasyarat. Netanyahu pun berjanji Israel siap membuat konsesi jika Palestina berkompromi.

Sedangkan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Minggu (13/5/2012), membahas surat Netanyahu itu dalam sidang komite eksekutif. Sebelum bertemu Molcho, Abbas menerima telepon dari Menlu AS, Hillary Clinton, guna membahas isu-isu regional, termasuk desakan dimulainya kembali perundingan.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif