Soloraya
Kamis, 10 Mei 2012 - 18:48 WIB

PETERNAK BABI Karangrejo Ikuti Sosialisasi Biogas

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi


Ilustrasi (Indah Septiyaning W/JIBI/SOLOPOS)

KARANGANYAR–Sekitar 22 peternak babi di Dusun Karangrejo, Desa Ngringo, Kecamatan Jaten, Karanganyar mengikuti sosialisasi pengolahan limbah kotoran menjadi energi ramah lingkungan biogas di rumah Kepala Dusun (Kadus) Karangrejo, Rabu (9/5/2012).

Sosialisasi Biogas dan Penyehatan Lingkungan Kandang Ternak ini diadakan oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Karanganyar bekerja sama dengan Hivos Foundation pengelola proyek biogas rumah (BIRU).

Advertisement

Fasilitator Hivos Foundation, Mada Riani mengatakan beberapa petani di Jawa Tengah dan Karanganyar sudah merasakan keuntungan dari pengolahan limbah kotoran menjadi biogas tersebut.

“Jadi nanti tidak perlu membeli gas elpiji lagi pak, cukup pakai gas dari kotoran ternak. Selain itu sisa kotoran babi bisa dipakai atau dijual dalam bentuk pupuk kompos dan pakan ternak,” jelasnya kepada para peternak.

Sosialisasi ini merupakan tindak lanjut dari surat tertulis yang dilayangkan BLH Karanganyar kepada Kepala Desa Ngringo beberapa waktu lalu. Pasalnya, limbah kotoran babi yang dibuang di aliran Sungai Bengawan Solo mengganggu keseimbangan lingkungan dan masyarakat sekitar.

Advertisement

Kepala Bidang Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) BLH Karangayar, In Roes, menyatakan kekecewaannya atas perhatian peternak yang kurang dalam sosialisasi ini. “Kami mengundang 75 peternak, tapi yang datang tidak ada separuhnya. Saya menyayangkan padahal sosialisasi ini penting,” ujarnya.

Seorang peternak yang ikut sosialisasi, Sukirno, setelah mengikuti sosialisasi mengaku tertarik memasang alat reaktor biogas di sekitar kandang ternaknya. “Kalau tertarik sih iya, cuma kendalanya masalah dana. Satu reaktor kan harganya mahal Rp10 juta. Kami berharap ada bantuan pinjaman modal atau semacam itu dari pemerintah agar tidak terlalu berat,” terangnya.

Sukirno memiliki 15 indukan babi di kandang peternakannya. Kandang itu berada di pinggir sungai. “Selama ini limbah kotoran babi memang dibuang ke sungai. Saya juga masih mempertimbangkan dimana akan memasang reaktor itu karena kandang babi saya letaknya terlalu menjorok di pinggir sungai,” imbuh Sukirno.

Advertisement

Dalam acara itu beberapa peternak yang hadir tampak aktif bertanya jawab tentang permasalahan teknis dan nonteknis kepada para fasilitator dari Hivos Foundation.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif