Soloraya
Rabu, 9 Mei 2012 - 16:38 WIB

RETRIBUSI PASAR: Dewan Soroti Minimnya Capaian Retribusi Pasar Kelas I

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO-Komisi III DPRD Kota Solo menyoroti masih rendahnya pencapaian pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor retribusi pelayanan pasar yang diperoleh Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) hingga awal Mei 2012 ini. Khususnya dari retribusi yang ditarik dari sejumlah pasar yang masuk kategori pasar kelas I.

Hal itu mengemuka dalam rapat kerja (raker) Komisi III dengan DPP yang digelar di ruang Komisi III DPRD, Rabu (9/5/2012).

Advertisement

Kepada jajaran DPP, Ketua Komisi III DPRD Kota Solo, Honda Hendarto mempertanyakan pencapaian target retribusi dari pasar kelas I yang justru berada di urutan terendah, dibanding pasar kelas II dan pasar kelas III. Dari penjelasan DPP, sejumlah pasar yang masuk kategori pasar kelas I antara lain Pasar Klewer, Pasar Singosaren, Pasar Gede, Pasar Legi, Pasar Notoharjo dan Pasar Nusukan.

“Mengapa justru pencapaian retribusi dari pedagang-pedagang di pasar kelas I, yang notabene terdiri dari pengusaha-pengusaha bermodal besar, pedagang elit, justru paling rendah dibandingkan pedagang-pedagang yang ada di pasar kelas II ataupun pasar kelas III,” ungkap Honda dalam raker tersebut, Rabu.

Honda mencontohkan, realisasi pencapaian retribusi sampai dengan bulan ini, untuk kios pasar kelas I hanya sebesar 23,11 persen dari target tahunan. Padahal untuk kios pasar kelas III, realisasi pencapaian retribusi sampai dengan bulan ini mampu mencapai 33,36 persen.

Advertisement

Honda mempertanyakan apa yang menjadi kendala masih rendahnya pencapaian retribusi di pasar kelas I tersebut. Pihaknya menduga persoalan bisa berasal dari rendahnya kesadaran kalangan pedagang untuk membayar retribusi, atau kinerja petugas yang kurang optimal dalam melaksanakan tugasnya menarik retribusi.

Menanggapi hal itu, Kepala DPP Kota Solo, Subagiyo mengaku sudah seoptimal mungkin agar realisasi capaian retribusi bisa sesuai target. Namun terkait masih rendahnya pencapaian target tersebut, pihaknya mengungkapkan hal itu juga dipengaruhi oleh beberapa faktor.

“Contohnya di Pasar Notoharjo dan Pasar Singosaren. Kondisi Pasar Notoharjo, di mana ada 280 kios pasar yang kosong karena ditinggalkan pemiliknya, menyebabkan retribusi yang diperoleh tidak maksimal. Sementara di Pasar Singosaren, ya karena masih ada tunggakan retribusi, khususnya dari pemilik Bioskop Studio,” ungkapnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif