Ah-tenane
Selasa, 8 Mei 2012 - 08:11 WIB

JON KOPLO: Kalah pokil

Redaksi Solopos.com  /  Is Ariyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Berbicara masalah wisata kuliner secara gratis, Jon Koplo dan Tom Gembuslah pakarnya. Dua mahasiswa perantauan yang kuliah di sebuah perguruan tinggi swata di Solo ini punya kiat khusus bagaimana mencari menu istimewa secara gratisan. Ingin tahu? Tapi awas, adegan berbahaya ini jangan ditiru karena hanya dilakukan oleh orang-orang pokil dan nggragas. Setiap ada resepsi pernikahan, entah di hotel, gedung pertemuan atau di restoran, dua pokilman ini selalu bergentayangan mencari menu gratisan. Hanya berbekal baju batik, celana mlithit, sepatu kinclong dan amplop kosong, mereka bisa menikmati sajian menu komplet buat ngirit biaya makan.
Tapi ada pepatah sepandai-pandai tupai melompat sekali waktu akan jatuh juga. Sepandai-pandai Koplo dan Gembus berbuat curang, sekali waktu akan konangan juga. Suatu saat mereka “njagong” di sebuah restoran terkenal di Solo. Seperti biasa, dengan berpakaian rapi mereka berboncengan menuju lokasi.  Mereka sengaja datang belakangan agar tidak uyuk-uyukan dengan penjagong lain.
“Santai saja bro, pasti komanan. Syukur-syukur bisa nggodain mbak-mbak penjaga buku tamu,” ucap Jon Koplo cengengesan dan diiyakan Tom Gembus.
Benar saja, sampai di lokasi para tamu sudah pada masuk, tak perlu antre mengisi buku tamu. Bak dua orang penjagong beneran Koplo dan Gembus berjalan masuk dengan gagahnya menuju mbak-mbak penunggu buku tamu, sebut saja Lady Cempluk dan Gendhuk Nicole. Dengan sikap ramah dan senyum manis Cempluk dan Gendhuk mempersilakan Koplo dan Gembus mengisi buku tamu. Dengan mantap Koplo menuliskan namanya jelas-jelas. Bahkan kolom alamat ia tulisi dengan nomor HP, dengan harapan agar bisa berkenalan dengan Cempluk dan Genduk. Keduanya pun segera merogoh amplop dari sakunya.
Namun yang membuat Koplo dan Gembus terperanjat, ketika akan memasukkan amplop ternyata kotaknya tidak ada. “Hlo Mbak, kotaknya di mana?” tanya Koplo.
“Ada di belakang sini, Mas. Bisa saya bantu?” jawab Cempluk dengan senyum manis membuat Koplo dan Gembus keder.
Begitu amplop diterima, tidak langsung dimasukkan ke kotak sumbangan melainkan diberi nomor oleh Cempluk sesuai nomor di buku tamu. Setelah itu baru dimasukkan ke kotak sumbangan. Rupanya si empunya gawe tak kalah pokil dibanding Koplo dan Gembus.
Matrih, Cah! Tiwas tak tulisi jenengku plus nomer tilpun barang je. Bakal  konangan iki,” batin Koplo cemas. Malam itu juga Koplo langsung mengganti nomor teleponnya. Ha-ha-ha…

Dyah Hayu Kusumaningrum, Karangasem RT 01/RW 08 Laweyan, Solo 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif