Tapi ada pepatah sepandai-pandai tupai melompat sekali waktu akan jatuh juga. Sepandai-pandai Koplo dan Gembus berbuat curang, sekali waktu akan konangan juga. Suatu saat mereka “njagong” di sebuah restoran terkenal di Solo. Seperti biasa, dengan berpakaian rapi mereka berboncengan menuju lokasi. Mereka sengaja datang belakangan agar tidak uyuk-uyukan dengan penjagong lain.
“Santai saja bro, pasti komanan. Syukur-syukur bisa nggodain mbak-mbak penjaga buku tamu,” ucap Jon Koplo cengengesan dan diiyakan Tom Gembus.
Benar saja, sampai di lokasi para tamu sudah pada masuk, tak perlu antre mengisi buku tamu. Bak dua orang penjagong beneran Koplo dan Gembus berjalan masuk dengan gagahnya menuju mbak-mbak penunggu buku tamu, sebut saja Lady Cempluk dan Gendhuk Nicole. Dengan sikap ramah dan senyum manis Cempluk dan Gendhuk mempersilakan Koplo dan Gembus mengisi buku tamu. Dengan mantap Koplo menuliskan namanya jelas-jelas. Bahkan kolom alamat ia tulisi dengan nomor HP, dengan harapan agar bisa berkenalan dengan Cempluk dan Genduk. Keduanya pun segera merogoh amplop dari sakunya.
Namun yang membuat Koplo dan Gembus terperanjat, ketika akan memasukkan amplop ternyata kotaknya tidak ada. “Hlo Mbak, kotaknya di mana?” tanya Koplo.
“Ada di belakang sini, Mas. Bisa saya bantu?” jawab Cempluk dengan senyum manis membuat Koplo dan Gembus keder.
Begitu amplop diterima, tidak langsung dimasukkan ke kotak sumbangan melainkan diberi nomor oleh Cempluk sesuai nomor di buku tamu. Setelah itu baru dimasukkan ke kotak sumbangan. Rupanya si empunya gawe tak kalah pokil dibanding Koplo dan Gembus.
“Matrih, Cah! Tiwas tak tulisi jenengku plus nomer tilpun barang je. Bakal konangan iki,” batin Koplo cemas. Malam itu juga Koplo langsung mengganti nomor teleponnya. Ha-ha-ha…
Dyah Hayu Kusumaningrum, Karangasem RT 01/RW 08 Laweyan, Solo