Lifestyle
Selasa, 8 Mei 2012 - 10:04 WIB

BROKER: Besar di Dunia Maya

Redaksi Solopos.com  /  Is Ariyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Deborah Ratna (FOTO/Istimewa)

Espos/Adib Muttaqin Asfar (FOTO/Dok)

“Banyak orang dari luar kota menelepon saya untuk dicarikan properti, begitu pula dari Solo seperti Danarhadi dan Omah Sinten,” kata Adjie Atmodiwiryo menceritakan besarnya minat orang membeli properti selama dia keluar sejenak dari profesi broker.

Advertisement

Sadar bahwa permintaan properti di Solo sangat tinggi, Adjie kembali mengurus situs web yang sudah lama tak di-update. Situs web adalah hal pertama yang diurusnya karena menjadi alat utama dalam usahanya sebagai broker. Menurut Adjie, para pemburu properti di Solo umumnya berasal dari luar kota.

Misalnya beberapa waktu lalu, dia menerima telepon dari seorang warga Indonesia yang bekerja di Kepulauan Bermuda, AS. Orang ini menghubungi Adjie karena ingin mencari sebuah rumah di Solo. Begitu pula dengan seorang TKI asal Wonogiri yang kini bekerja di Malaysia. Dia menghubungi Adjie karena mengakses situs Soloproperty.com milik Adjie.

Advertisement

Misalnya beberapa waktu lalu, dia menerima telepon dari seorang warga Indonesia yang bekerja di Kepulauan Bermuda, AS. Orang ini menghubungi Adjie karena ingin mencari sebuah rumah di Solo. Begitu pula dengan seorang TKI asal Wonogiri yang kini bekerja di Malaysia. Dia menghubungi Adjie karena mengakses situs Soloproperty.com milik Adjie.

“Selama ini malah sering terjadi transaksi gara-gara forum chat di situs saya,” kata Adjie.

Di situs tersebut memang ada fasilitas forum bebas yang memungkinkan semua orang berinteraksi langsung, termasuk para penjual dan pencari properti. Dari situlah sering terjadi transaksi langsung tanpa melalui Adjie atau Solo Property. Adjie pun dengan santai membiarkannya meskipun transaksi itu tidak mendatangkan komisi sepeser pun baginya.

Advertisement

Adjie memang tidak terlalu khawatir karena dia punya trik tersendiri sebagai broker. Sebagai broker, tugas utamanya adalah menjualkan aset milik orang lain. Adjie membalikkan logika itu. Memang dia tetap memasarkan properti orang lain. Jika ada properti menarik dan berharga miring, dia mengambil alih properti itu secepatnya. Jadi dia menjual properti tersebut sebagai milik sendiri.

Deborah Ratna (FOTO/Istimewa)

Dalam pemasaran properti, situs web memang menjadi alat baru yang bisa diandalkan. Salah satu pemain marketing properti yang besar dari dunia online adalah Debora Ratna atau Debby yang kini mengusung nama Solo Property Agent. Debby memang mengandalkan situs Solopropertyagent.com untuk menembus pasar jasa penjualan properti di Soloraya.

Advertisement

“Sebenarnya kalau soal nama saya sudah mendapatkannya saat bekerja di agen-agen properti sebelumnya. Kemudian suami saya bikin situs itu, terus kenapa tidak?” ujar Debby, Sabtu (5/5) lalu.

Sebelum mendirikan usaha agen sendiri, Debby memang sudah bekerja selama lima tahun di beberapa agen properti besar di Solo. Suaminya yang ahli membangun web dan blog membuat situs Solo Property Agent. “Bersama Pak Andhy Hartono (seorang kontraktor) yang mengurus tentang teknis proyek dan legal, kami membangun usaha ini,” katanya.

Dalam perkembangannya, Debby memang tidak hanya mengandalkan traffic pengunjung di situsnya. Banyaknya broker properti di Solo membuatnya berpikir untuk menawarkan jasa selain perantara jual beli. Misalnya kini dia menggabungkan antara jasa perantara jual beli dengan jasa renovasi, pengurusan IMB hingga desain interior.

Advertisement

Debby yang punya latar belakang pekerjaan di bidang desain interior, menganggap jasa ini sangat berkaitan erat dengan jual-beli properti. Dia pun melayani sendiri jika ada pembeli properti yang menginginkan jasa itu. Kini bukan hanya desain interior, dia pun melayani orang yang hendak mengincar sebuah tanah dan mendirikan bangunan di atasnya. “Mulai dari peningkatan listrik, telepon, air dan renovasi semuanya kami layani. Saya bikin satu wadah, saya tawarkan pada konsumen untuk tidak usah ke mana-mana.”

Dalam soal komisi atau fee, Debby tergolong fleksibel. Patokan umumnya tetap 2% namun ada juga klien yang hanya meminta propertinya dijual tanpa mau tahu soal komisi. Bagi Debby, ini tidak masalah karena hal itu bisa ditutup dari nilai jual yang lebih tinggi dari harga yang ditawarkan si pemilik.

Yang menarik, kini Debby mengembangkan lagi jasa baru di bawah label agennya, yaitu persewaan home stay di Jogja. Semula dia tidak pernah terbayang bakal membuka jasa ini hingga banyak orang yang memintanya untuk menawarkan home stay. Konsepnya adalah sebuah rumah yang bisa disewa secara harian.

Awalnya Debby hanya menyewakan satu rumahnya di Jogja. Setelah laris, rekan-rekannya yang punya rumah di Jogja juga menawarkannya untuk dikelola Debby. Ada rumah yang disewakan dengan tarif Rp500.000 per malam, ada juga yang Rp1 juta per malam. Konsumennya tentu saja adalah keluarga dari luar kota dan luar negeri yang membutuhkan tempat tinggal sementara di Jogja.

“Ini sebenarnya untuk melayani orang yang ingin mencari rumah tapi belum tahu lokasi yang tepat. Maka kami menawarkan tempat tinggal sementara. Bayangkan daripada tinggal di hotel, ini jauh lebih murah.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif