Sampai di sana, Jon Koplo menemui seorang pemuda yang sedang berdiri di depan warung emplek-emplek itu dan memesan kerai sambil memberikan uang Rp 50.000. Orang itu menjanjikan kerainya akan jadi dua hari lagi. Jon Koplo pun pulang.
Dua hari kemudian, Jon Koplo mengajak Tom Gembus pergi ke penjual kerai, tapi ndilalah tutup. Esok harinya, Koplo dan Gembus ke sana lagi, eh, ternyata masih tutup juga. Hari berikutnya, dengan penuh rasa penasaran dan anyel Koplo dan Gembus ke sana lagi. Eh, ternyata buka. Tetapi yang jaga warung kok beda ya, ini lebih tua. Ah, barangkali ini bapaknya, batin Koplo.
Jon Koplo bertanya pada Bapak yang jaga warung kerai itu toko itu, “Pak, kerai pesanan saya sudah jadi belum?” tanyanya.
“Pesanan kapan ya, atas nama siapa?” Mana kuitansinya?” tagih si penjual. Koplo gelagapan.
“Pesannya empat hari yang lalu Pak, saya sudah mbayar lima puluh ribu sama orang yang kemarin berdiri di depan sini,” jawab Koplo.
Selidik punya selidik, ternyata Jon Koplo telah memesan kerai pada orang yang salah. Orang yang dulu telah ia kasih uang ternyata bukan pemilik warung, tetapi orang yang sedang menunggu angkot di situ!
Mendengar penjelasan si penjual kerai, Tom Gembus malah tertawa ngakak, sementara Koplo hanya bisa plenggang-plenggong. “Wah, wis. Blanjan mung sitik, kapusan sisan. Apes tenan!” sambat Koplo yang akhirnya haruus keluar duit lagi.
Nugroho Krisnovianto, Jl Bima VII No 11 A Serengan Solo 57155