JON KOPLO: Sop Rasa Isin

Suatu hari Jon Koplo membaca brosur tentang dibukanya sebuah restoran baru di Solo. Diinformasikan, selama promosi, pengunjung boleh makan sop gratis. Tentu saja warga Solo Utara ini tidak menyia-nyiakan kesempatan.
“Mbus, mangan gratis yo?!” ajak Koplo kepada Tom Gembus, tetangganya.
“Weh, tenane? Nyang endi?”
“Wis ta, pokoke melu aku!”
Keduanya pun berboncengan menuju rumah makan sesuai yang tertulis di brosur.
Sampai di rumah makan, ternyata suasana pengunjung cukup ramai.
“Mbak, soto dua, es teh dua!” pesan Koplo kepada pramusaji. Tak lama kemudian pesanan pun datang. Dua sohib kita ini segera mengyantapnya.
“Ayo, njupuk lawuh Mbus! Mumpung gratis!” ujar Koplo sambil mengambil empal dan sate usus. Bahkan tak puas hanya satu mangkok, Koplo pun tanduk. “Mbak, sopnya tambah satu mangkok lagi!” pesannya.
“Wah, Mbus, sing duwe restoran iki wonge apik tenan. Jiwa sosiale dhuwur,” kata Jon Koplo sambil thenger-thenger kewaregen.
Setelah selesai makan, keduanya berniat pulang. Tak lupa Jon Koplo berpamitan kepada pramusaji Gendhuk Nicole, “Mbak, terima kasih ya, sudah diperbolehkan makan di sini. Makanannya enak-enak semua,” kata Koplo dengan PD-nya.
Tapi ketika akan meninggalkan tempat Koplo dan Gembus dipanggil Gendhuk Nicole, “Mas, Mas, bayar dulu!”
“Lho, katanya selama promosi boleh makan gratis? Lha ini brosurnya,” kilah Koplo sambil menunjukkan brosur.
Dengan menahan tawa Gendhuk menjelaskan, “Maaf Mas, masnya salah paham. Untuk sop memang gratis, tapi untuk minum dan lauk tambahan tetap harus bayar.”
“Matrih kowe Mbus! Jebul nganggo acara mbayar barang!” bisik Koplo sambil cengingas-cengingis kisinan.
“Yaw is, bayar wae Plo, timbang kisinan!” bisik Gembus.
Akhirnya di depan tatapan mata pengunjung lain, Koplo dan Gembus harus urunan untuk mbayar es teh dan lauk yang telah disantapnya, setelah itu keduanya langsung nggenjrit pergi.

Krisnanda Theo Primaditya, RT 04/RW19 No 15 B Mojosongo, Solo

Berita Terkait

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif