Pukul 19.00 WIB Tom Gembus datang ngampiri Jon Koplo. Mereka pun berangkat boncengan, namun Gembus tidak langsung menuju resto, melainkan mampir ke sebuah toko kue untuk membeli kue tart.
“Ah, sudah jam segini masih mampir-mampir, mana cacing-cacing di perut sudah pada teriak kelaparan…” batin Koplo gelisah.
Saat Gembus sedang memilih-milih kue, Koplo berkeliling melihat-lihat bermacam-macam kue yang menggoda selera. Matanya lirak-lirik sambil menelan ludah. Tiba-tiba pandangannya tertuju pada sebuah piring di sudut meja yang berisi bermacam-macam kue. Pikir Koplo itu adalah kue taster alias nggo icip-icip. “Wah, lumayan isa nggo ganjel weteng,” batin Koplo sambil mak clemut, tangannya ngembat sebuah kue dan langsung memakannya.
Namun tiba-tiba salah seorang pelayan menegurnya, “Mas-Mas…! Kuenya jangan dimakan!” tegur sang pelayan.
“Hlo bukannya ini kue tester, Mbak?” Koplo ngeyel.
“Testernya ada di sebelah sana, Mas. Kalau itu kue-kue yang sudah tak layak makan, mau dibuang!” jelas sang pelayan.
Mak tratap, Koplo hanya bisa melongo. Wajahnya mendadak abang ireng. Melihat kejadian itu, Tom Gembus hanya mesam-mesem menahan tawa. Dan untuk menyelamatkan Koplo dari rasa malunya, Gembus langsung mengajaknya keluar.
Shisdina Octavia Nurchasanah, Grogolan RT 02/RW 05 Pucangan, Kartasura Sukoharjo