News
Kamis, 26 April 2012 - 21:19 WIB

RAMPOK TOKO EMAS: Polisi Optimistis Bisa Segera Ringkus

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

SEMARANG – Aparat kepolisian sudah mengindentifikasi pelaku perampokan di sejumlah toko emas di Jateng yang marak akhir-akhir ini. Direktur Reserse dan Kriminal Umum (Dir Reskrimum) Polda Jateng, Kombes Pol Bambang Rudi Pratiknyo, mengatakan dalam waktu dekat optimistis bisa menangkap para pelaku.
Advertisement

“Mudah-mudah dalam beberapa bulan ke depan sudah bisa menangkap pelaku,” katanya. Mengenai identitas pelaku perampokan Bambang, menyatakan merupakan pemain lama yakni para residivis yang baru saja ke luar dari penjara. Menurutnya, pada tahun 2011 ada sekitar 900 residivis di Jateng yang ke luar dari penjara, karena terdesak kebutuhan ekonomi keluarga mereka kemudian melakukan tindak kejahatan, merampok, mencuri.

“Para residivis itu setelah ke luar penjara tak punya pekerjaan padahal masih harus menghidupi keluarga, belum lagi masyarakat sekitarnya yang belum bisa menerimanya. Mereka lantas bergabung melakukan kejahatan,” paparnya. Dari analisa yang dilakukan lanjut Bambang, selama berada di penjara residivis itu malah belajar modus baru kejahatan dari penjahat senior di sana. Mereka juga membuat jaringan dan kelompok baru, sehingga begitu ke luar dari tembok penjara beraksi lagi melakukan tindak kejahatan.

”Dalam beraksi para pelaku itu telah membagi peran masing-masing, ada sebagai penggambar situasi atau calon target sasaran dan eksekutor,” tandasnya. Peran penggambar sangat penting karena secara detail memotret secara detail calon target sasaran, mulai dari kebiasaan calon korban sehari-hari, kondisi lokasi dan keamanan.

Advertisement

”Cukup dipotret melalui kamera handphone kemudian dikirimkan kepada eksekutor. Bila berhasil penggambar mendapatkan bayaran antara 10 persen sampai 20 persen dari hasil rampokan,” jelas Dir Reskrimum. Bambang membantah kalau polisi kecolongan dengan maraknya kasus perampokan itu, sebab telah melakukan langkah-langkah antisipasi. ”Bukan kecolongan yang namanya kejahatan itu sudah ada sejak lama, hanya saja sekarang sarananya lebih canggih,” pungkasnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif