News
Selasa, 24 April 2012 - 20:38 WIB

TEMUAN GAS BARU Picu Ketegangan

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

MANILA--Penemuan sumber gas alam baru di kawasan Laut China Selatan yang disengketakan oleh sebuah perusahaan eksplorasi Filipina, dikhawatirkan meningkatkan tensi ketegangan antara China dan Filipina.

Philex Petroleum Corp, Selasa (24/4/2012), dalam sebuah pengungkapan di bursa saham Forum Energy Plc, melaporkan adanya “perkiraan peningkatan sumber daya” dalam penemuan gas Sampaguita di Reed Bank, yang oleh pemerintah disebut Recto Bank. Sebelumnya, berdasarkan studi pada 2006, Sampaguita berpotensi hampir 7 triliun meter kubik gas alam atau lima kali lebih besar dibanding perkiraan awal.

Advertisement

Menteri energi Jose Rene Almendras mengatakan, dirinya sedang menunggu laporan resmi dari Forum Energi mengenai temuan terbaru yang akan bisa mengurangi ketergantungan pada bahan bakar impor. “Membaca laporan itu, saya tidak bisa tidak tersenyum dan merasa bahagia, karena jika itu benar dan itu besar, diharapkan sumber daya ini akan membantu kami memenuhi kebutuhan energi di masa depan,” ujar Almendras dalam wawancara dengan jaringan televisi lokal ANC.

Saat itu, kapal-kapal Angkatan Laut China terus berpatroli di kawasan Reed Bank dan mengancam setiap kapal survei yang disewa Philex pada maret 2011, memicu ketegangan yang hampir menghentikan kerja Forum Energi di daerah tersebut. Sedangkan selama tiga pekan terakhir, kapal-kapal Filipina dan China terkunci dalam kebuntuan diplomasi di kawasan Scarborough Shoal, bagian lain dari Laut China Selatan yang disengketakan kedua negara.

Filipina bersikeras Reed Bank masuk wilayah teritorial mereka dan bukan menjadi bagian dari Kepulauan Spratly di Laut China Selatan yang disengketakan. Selain ladang gas Sampaguita, pemerintah berharap bisa melelang kontrak eksplorasi 15 ladang minyak dan lokasi eksplorasi gas lain pada Juli mendatang. Dua dari 15 lokasi eksplorasi itu berada di daerah yang diperebutkan dengan China.

Advertisement

Dalam beberapa hari terakhir, Tentara Pembebasan rakyat (PLA) China memperingatkan, gesekan dengan Filipina bisa meningkat menjadi konflik bersenjata, kecuali Amerika Serikat (AS) membantu mengendalikan Manila. Para pensiunan perwira senior PLA juga telah mendesak Beijing untuk bersikap lebih keras dalam menegaskan klaim atas Laut China Selatan.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif