Soloraya
Selasa, 24 April 2012 - 10:57 WIB

MACAN GUNUNG LAWU: Terdesak Manusia, Status Macan Tutul Jawa Kritis

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - TEREKAM KAMERA -- Dua ekor macan tutul Jawa terekam oleh kamera otomatis dalam penelitian yang dilakukan di Taman Nasional Gunung Halimun, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. Jenis macan tutul yang hanya ada di Pulau Jawa ini makin terdesak aktivitas manusia. (wild-cat.org/pardus/infos/Ario2007-Javan-leopard-Halimun-SalakNP)

Tiga ekor macan tutul Jawa belum lama ini keluar hutan di wilayah Jatiyoso, Karanganyar dan menerkam ternak warga di Dusun Gandri, Desa Wonokeling. Mereka diperkirakan keluar karena terusik dengan aktivitas warga setempat yang mengambil anak macan itu.

Macan tutul Jawa (Panthera pardus melas) adalah hewan khas Pulau Jawa, dan sudah dinyatakan dalam status kritis alias terancam punah oleh lembaga konservasi internasional IUCN, dan masuk dalam daftar Red List sejak 2008. Populasi hewan ini diyakini tinggal 250 ekor di mana habitatnya makin menyempit. Habitan macan tutul ini diperkirakan tinggal 2.267 km persegi hingga 3.277 km persegi.

Advertisement

TEREKAM KAMERA -- Dua ekor macan tutul Jawa terekam oleh kamera otomatis dalam penelitian yang dilakukan di Taman Nasional Gunung Halimun, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. Jenis macan tutul yang hanya ada di Pulau Jawa ini makin terdesak aktivitas manusia. (wild-cat.org/pardus/infos/Ario2007-Javan-leopard-Halimun-SalakNP)

Habitat mereka yang selama ini diketahui adalah di wilayah-wilayah taman nasional di kawasan gunung seperti Taman Nasional (TN) Gunung Halimun, TN Ujung Kulon, TN Gunung Gede Pangrango, TN Ceremai, kesemuanya di Jawa Barat. Selanjutnya TN Merbabu, TN Merapi di Jawa Tengah serta TN Bromo Tengger Semeru, TN Meru Betiri, TN Baluran dan TN Alas Purwo National Park di Jawa Timur.

Mereka diketahui mampu hidup di hutan tropis lebat, pegunungan dan hutan semak belukar yang kering. Selama tahun 2001-2004, dilakukan penelitian di kawasan TN Gunung Halimun, Jawa Barat, dengan menggunakan kamera otomatis dan pelacakan radio. Berdasarkan penelitian itu, macan tutul Jawa ini diketahui mampu beradaptasi dengan lingkungan yang sudah diwarnai aktivitas manusia. Mereka biasa menggunakan jalan setapak yang dibuat manusia untuk memudahkan pergerakan mereka.

Advertisement

Daerah jelajah seekor macan betina mencapai 9,82 km persegi. Macan tutul ini memiliki dua pola warna kulit yaitu warna kuning terang denganb bintik hitam dan warna hitam dengan bintik hitam yang dikelilingi polah keperakan, sehingga sering juga disebut macan kumbang. Berdasarkan rekaman kamera otomatis di TN Gunung Halimun, terlihat bahwa puncak aktivitas mereka adalah pada pukul 06.00-09.00 dan 15.00-18.00.

Mereka hanya menyantap protein hewani dan “menu” rutin mereka di alam liar adalah rusa, kancil, kera dan monyet serta babi hutan. Jika sudah terdesak karena kehabisan makanan di hutan, mereka kadang masuk ke perkampungan dan memangsa ternak warga seperti ayam atau kambing.

Semakin padatnya Pulau Jawa membuat habitat mereka terus terdesak. Makin banyaknya pembukaan hutan untuk aktivitas pertanian, eksplorasi energi atau eksploitasi hasil hutan membuat hewan-hewan mangsa mereka hilang. Mereka juga terancam pemburu liar.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif