JON KOPLO: Bukan Tukang Ojek

Mendengar kabar cucunya opname di rumah sakit di Solo, Jon Koplo, berencana menjenguknya. Karena tidak bisa mengendarai motor,  maka warga Sragen ini minta diantar Tom Gembus, salah satu anak laki-lakinya.
Singkat cerita, berangkatlah Jon Koplo ke Solo mbonceng Tom Gembus. Sepanjang perjalanan, Jon Koplo hanya menikmati perjalanan tanpa banyak bicara. Setelah menempuh 45 menit perjalanan, Tom Gembus melihat spidometer motornya, ternyata bensinnya sudah menipis.
“Pak, tak tuku bensin sik ya,” Tom Gembus matur ke bapaknya.
Setelah mendekati pom bensin, Jon Koplo minta diturunkan di depan pom bensin saja. “Aku tak mudhun kene wae, ora sah melu mlebu,” pintanya melihat antrean di SPBU.
“Neng kene wae lho, Pak, ora usah nyang endi-endi!” pesan Gembus.
Jon Koplo pun turun dari motor lalu duduk di depan pom bensin menunggu Tom Gembus sambil melihat lalu lintas yang pating sliwer.
Tak sampai 10 menit, tiba-tiba ada seorang laki-laki yang menghampirinya.
“Pak, ayo!”
Jon Koplo merasa tidak mengenali laki-laki yang memakai slayer dan kacamata hitam itu.
“Mboten Mas, kula nengga anak kula kok!” jawab Koplo sambil mlengos.
“Lha iya, ayo Pak!”
“Mboten, Mas. Kula mboten nunggu ojek. Kula nunggu anak kula!” Koplo tetap bersikukuh tidak mau mbonceng laki-laki yang menghampirinya.
Tiba-tiba laki-laki itu membuka slayer dan kaca matanya. “Iki aku, Pak, Tom Gembus, anakmu!” kata Tom Gembus rada anyel.
“Oalah Le… Le. Tak kira tukang ojek. Jeneh ndadak nganggo tutup rai barang!” jawab Jon Koplo. Rupanya Tom Gembus setelah mengisi bensin memasang slayer dan kacamatanya untuk menghindari debu.
“Oalah Pak… Pak. Mosok ora apal karo montorku?”
“Karepku ya ngati-ati. Ora gampang percaya karo uwong,” jawab Koplo nylamur. Mereka pun kembali meneruskan perjalanan.

Nur Islami Prayoganing Ayu, (Guru SDII Al-Abidin), Perumnas Ngringo Jl Anggrek 4 No 96 Palur, Karanganyar

Berita Terkait

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif