Lifestyle
Selasa, 24 April 2012 - 10:33 WIB

FLORIST: Dari Istana Sampai Bikin Sekolah

Redaksi Solopos.com  /  Is Ariyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Produk karangan bunga dari Eliza Florist (FOTO/Istimewa)

Tunggul Pranyoto (FOTO/ama)

Bisnis rangkaian bunga di Solo memang sudah banyak. Ada pemain baru, namun para pemain lama jumlahnya juga jauh lebih banyak. Namun dari sekian banyak pemain itu, nama Tunggul Pranyoto adalah yang paling bersejarah.

Advertisement

Laki-laki asli Tawangmangu, Karanganyar ini memang bukan sembarang ahli perangkai bunga alias florist. Hanya sedikit perangkai bunga yang berhasil menembus lingkungan taman Istana Merdeka Jakarta, apalagi orang dari kawasan Soloraya. Tunggul adalah satu dari segelintir orang itu.

“Tidak setiap orang bisa merangkai bunga. Kalau saya kuncinya cuma 5T, yaitu tekun, teliti, tertib, tawakal dan takwa,” kata Tunggul saat ditemui Espos di Taman Balekambang, Rabu (18/4) lalu.

Advertisement

“Tidak setiap orang bisa merangkai bunga. Kalau saya kuncinya cuma 5T, yaitu tekun, teliti, tertib, tawakal dan takwa,” kata Tunggul saat ditemui Espos di Taman Balekambang, Rabu (18/4) lalu.

Karir Tunggul sebagai seorang florist memang dimulai dari Jakarta. Pada 1987, dia mulai masuk ke Ibukota dan bergabung dengan Mayang Puspa, sebuah perusahaan florist yang berbasis di Jakarta. Mayang Puspa memang bukan perusahaannya sendiri, namun dengan tangannya pula usaha itu terus dipercaya menangani berbagai proyek dekorasi Istana Negara sampai hari ini.

Sukses di Jakarta membuatnya ingin kembali ke Solo. Di Jakarta, pekerjaan reguler sudah dipercayakan pada sejumlah orang kepercayaannya. Tunggul baru kembali ke Jakarta jika ada job besar seperti dekorasi yang butuh standar khusus di Istana Negara. Bukan hanya kualitas rangkaian bunganya yang khusus, tapi tidak semua orang dipercaya untuk masuk ke sana.

Advertisement

Di Jakarta, pesanan untuk dekorasi bunga baik interior, lobi hotel dan gedung pertemuan tersebut bisa dihargai sangat mahal, yaitu hingga jutaan rupiah. Namun di Solo semuanya berbeda, dari soal selera hingga harga. Menurut Tunggul, pengerjaan rangkaian bunga ini berdasarkan kontrak yang berbeda tiap itemnya.

“Di sini, hotel berbintang lima pun cuma ada rangkaian bunga di lobi. Padahal kalau di Jakarta, setiap kamar pasti ada rangkaian bunganya,” terang Tunggul.

Produk karangan bunga dari Eliza Florist (FOTO/Istimewa)

Advertisement

Meski begitu Tunggul masih tetap menyukai bertahan di kampung halamannya, Tawangmangu, dan melayani berbagai order rangkaian bunga di Soloraya. Jika di Jakarta dia banyak mengerjakan berbagai proyek dekorasi berstandar tinggi untuk Istana Negara, di Solo dia sering menerima pesanan untuk hajat perorangan.

Di Solo, Tunggul tetap memelihara kemampuannya sebagai florist dengan mengerjakan sendiri setiap pesanan yang datang. Para penggemar dekorasi bunga pun tahu standar khas dari rangkaian bunga yang dikerjakan oleh Tunggul. Tanpa berpromosi pun, orang sudah mengenal ciri khasnya berupa penggunaan bunga melati. “Itu ciri khas saya, pasti ada melatinya,” ujarnya.

Soal pemenuhan standar untuk konsumen tertentu, Tunggul mengaku belajar sendiri untuk mengenalnya. Dia mengembangkan sendiri teknik-teknik tertentu untuk melayani berbagai pesanan khusus. Kini dia pun telah menularkan ilmunya melalui sekolah florist yang didirikannya sendiri di Jakarta. “Sekarang ada sekolahnya sendiri, namanya Indonesia Floral Design School sejak 1994. Tapi saya sendiri dulu hanya otodidak,” katanya.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif