SOLO — Rencana pengoperasian tranportasi massal railbus Batara Kresna kian hari kian tak jelas. Realitas tersebut mencerminkan betapa Pemkot Solo dan PT Kereta Api (KA) sama-sama tak memiliki kepekaan untuk melayani kepentingan publik.
Demikian ditegaskan pegiat Pusat Telaah dan Informasi Regional (Pattiro) Solo, Setyo Dwi Herwanto kepada Solopos.com, Minggu (22/4/2012). “Mereka itu sama-sama egois dan hanya mempertahankan kepentingannya sendiri-sendiri,” tegasnya.
Tak jelasnya pengoperasian railbus selama hampir setahun ini, kata Setyo, mencerminkan betapa buruknya koordinasi di antara kedua lembaga pemerintah tersebut. Padahal, tegasnya, PT KA dan Pemkot Solo adalah lembaga yang hadir memang untuk kepentingan publik. “Namun, realitasnya? Untuk urusan koordinasi saja masih kacau. Saya yakin, ke depannya pasti lebih kacau lagi,” kritiknya.
Setyo menilai, program transportasi railbus yang diluncurkan Pemkot Solo hampir setahun lalu hanya mengejar branding alias pencitraan. Hal itu terlihat dari gebrakan program di awalnya, namun tiba-tiba mlempem di kemudian hari. “Sebenarnya tak hanya persoalan railbus. Sejumlah program lainnya, juga sama. Hanya mengejar branding,” ujarnya.