Redaksi Solopos.com / R. Bambang Aris Sasangka | SOLOPOS.com
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (Dipertan TPH) Wonogiri, Guruh Santoso, Jumat (20/4/2012). Walaupun penggunaan pupuk bersubsidi berkurang, tapi saat musim tanam dimulai, petani masih membutuhkan pupuk tersebut. “Kami menyayangkan saat musim tanam, produsen sering terlambat mengirim pupuk. Jadi, stok di gudang pun tidak cukup untuk memnuhi permintaan petani. Kami berharap pihak produsen bisa melaksanakan enam tepat yakni tepat jenis, jumlah, harga, tempat, waktu dan mutu,” paparnya.
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan (Disperindag) dan UMKM Wonogiri, Sumardjono, juga mengatakan hal serupa. Permasalahan distribusi pupuk masih terjadi karena sejumlah hal. Di antaranya alokasi distribusi yang belum dapat terserap sesuai dengan kebutuhan, distribusi yang kurang lancar dan belum dipahaminya aturan Harga Eceran Tertinggi (HET).
Ketua Komisi B DPRD Wonogiri, Sugiyarto, menambahkan forum untuk pengawasan distribusi pupuk perlu dilakukan secara periodik. “Pihak produsen juga harus benar-benar konsisten dan konsekuen dengan aturan enam tepat tersebut. Sehingga distribusi pupuk di Wonogiri bisa lancar dan petani tidak kebingungan,” katanya saat menutup rapat koordinasi tersebut. Di sisi lain, Sugiyarto juga tetap mengimbau petani ke pemakaian pupuk organik.