Entertainment
Rabu, 18 April 2012 - 10:19 WIB

NEGERI NGAYOGYAKARTA HADININGRAT: HB IX Dalam Lukisan

Redaksi Solopos.com  /  Harian Jogja  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - LUKISAN—Seorang pengunjung menyaksikan lukisan HB IX yang dipamerkan di JNM, 13-27 April. (JIBI/Harian Jogja/Kurniyanto)

LUKISAN—Seorang pengunjung menyaksikan lukisan HB IX yang dipamerkan di JNM, 13-27 April. (JIBI/Harian Jogja/Kurniyanto)

JOGJA—Sosok Sri Sultan Hamengku Buwono IX merupakan pemimpin yang sangat menjunjung tinggi pluralisme. Penegasan itu coba dimunculkan kembali dalam pameran seni rupa Negeri Ngayogyakarta Hadiningrat yang berlangsung di Jogja Nasional Musium (JNM).

Advertisement

Dalam pameran yang berlangsung 13-27 April mendatang pengunjung diajak kembali mengenang pribadi HB IX yang hangat dan mengayomi berbagai suku yang ada di Indonesia.

Salah satu pengunjung asal Magelang, Khrisna, 27, mengaku takjub saat melihat karya lukis berjudul Air Susu Republik milik Ardian. Dalam sapuan kuas tersebut sosok Sultan digambarkan sedang menyusui bayi kecil, pada dada kirinya tergambar gambar Bhineka Tunggal Ika sedangkan dada kanannya tergambar Kraton Ngayogyakarta.

Advertisement

Salah satu pengunjung asal Magelang, Khrisna, 27, mengaku takjub saat melihat karya lukis berjudul Air Susu Republik milik Ardian. Dalam sapuan kuas tersebut sosok Sultan digambarkan sedang menyusui bayi kecil, pada dada kirinya tergambar gambar Bhineka Tunggal Ika sedangkan dada kanannya tergambar Kraton Ngayogyakarta.

“Begitu melihat karya lukis ini, saya langsung tersentak kaget. Lukisan ini memang membuktikan HB IX memang menjadi pengayom Jogja dan NKRI,|” ungkapnya kepada Harian Jogja, Selasa (15/4).

Bagi Khrisna lukisan milik Ardian tersebut mengandung makna yang dalam bukan hanya sebagai Raja. Bagi dia lukisan itu menginformasikan keistimewaan Jogja memang harga mati.

Advertisement

“Penegasan itu juga terlihat dari ukiran punakawan milik Nugroho berjudul Goro-goro ending. Biasanya karya punakawan terbuat dari kulit ini kok terbuat dari ukiran kayu dan bentuk punakawannya pun tidak pakem,” tandasnya.

Senada dengan Khrisna, Sugianto pengunjung asal Bengkulu justru memandang lukisan yang dipajang tersebut sekaligus maklumat Jogja surga bagi seniman dalam berkarya.

“Secara display sangat menarik sekali,” ujarnya kepada Harian Jogja, Selasa (15/4).

Advertisement

Hanya Sugianto menyayangkan pameran ini masih bersifat eksklusif bagi warga awam. “Kalau pameran ini sebagai tolak ukur historis HB IX kok belum mengena. Saya melihat karya ini masih eksklusif sekali bagi masyarakat awam,” jelas pria yang juga merupakan penikmat seni itu.

Sementara itu Maryanto, kurator pameran sekaligus panitia festival mengatakan festival seni rupa Negeri Ngayogyakarta Hadiningrat digelar untuk mengenal mendiang HB IX yang telah berjasa dalam dunia kseni di Jogja.

“Pada waktu itu, bersamaan dengan pemindahan ibu kota banyak seniman dari Jakarta yang mulai datang ke Jogja seperti Affandi, Sugiyono, Iwan Gunarso dan Fajar Sidiq,” ujarnya.

Advertisement

Sejak saat itu tak hanya seniman yang datang ke Jogja tetapi juga pedagang, mahasiswa, pelajar dan kaum intelek lain. Jogja menjadi Indonesia mini.

“Dunia seni pun berkembang sangat majemuk sekali,” paparnya.

Pameran ini memajang 125 karya seni rupa dan 23 pameran instalasi. Karya tersebut berasal dari 55 seniman dari Jogja dan luar daerah.

Advertisement
Kata Kunci : HB IX Lukisan Seni Rupa
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif