News
Selasa, 17 April 2012 - 20:55 WIB

UJIAN NASIONAL: Unnes Temukan Kesalahan Pengisian Kode Soal dan Nomor Peserta

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas melakukan proses pemindaian (pembacaan secara digital) lembar jawab ujian nasional (UN) di Universitas Negeri Semarang (Unnes), di Semarang, Jateng, Selasa (14/4). Pihak Unnes menjamin semua lembar jawab UN SMA se-Jateng sebanyak 1,3 juta lembar akan berhasil dipindai dengan menggunakan 15 unit alat pindai yang dikerjakan 454 petugas selama 20 jam nonsetop setiap hari. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

PEMINDAIAN -- Petugas melakukan proses pemindaian (pembacaan secara digital) lembar jawab ujian nasional (UN) di Universitas Negeri Semarang (Unnes), di Semarang, Jateng, Selasa (17/4/2012). Pihak Unnes menjamin semua lembar jawab UN SMA se-Jateng sebanyak 1,3 juta lembar akan berhasil dipindai dengan menggunakan 15 unit alat pindai yang dikerjakan 454 petugas selama 20 jam tanpa henti setiap hari. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

SEMARANG – Universitas Negeri Semarang (Unnes) sebagai pemindai lembar jawab Ujian Nasional (UN) 2012 menemukan peserta yang salah memasukkan kode soal dan nomor peserta ujian pada lembar jawabnya.
Advertisement

“Ada beberapa lembar jawab seperti itu kami temukan, misalnya kode soal tidak sesuai, nomor peserta ujian salah, namun tidak banyak,” kata Koordinator Pemindaian UN Jateng Sugiyanto di Semarang, Selasa (17/4/2012). Ia menyebutkan, sampai saat ini setidaknya sudah ada 65 ribu lembar jawab UN sudah dipindai, sementara lembar jawab yang kode soalnya salah dan nomor peserta ditulis tidak sesuai ada sebanyak 12 lembar.

Menurut Ketua Badan Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (BPTIK) Unnes itu, jika dibandingkan dengan keseluruhan lembar jawab yang dipindai, lembar mengalami kesalahan teknis memang tidak seberapa. “Kemungkinan peserta ujian tidak teliti sehingga salah memasukkan kode soal, salah menghitamkan pada nomor peserta ujian. Akan tetapi, tidak perlu khawatir karena kesalahan semacam itu bisa terdeteksi mesin,” katanya. Bahkan, kata dia, ada pula peserta UN menggunakan jenis pensil tidak sesuai yang diwajibkan, yakni 2B sehingga kurang hitam, namun dengan alat pindai digital mark reader (DMR) tetap bisa dipindai.

Sugiyanto menjelaskan, pihaknya memang menerapkan pemindaian ganda, yakni dengan alat optical mark reader (OMR) dan DMR, jika pemindaian dengan OMR tidak berhasil dialihkan dengan menggunakan alat DMR. Untuk alat OMR, ia menyebutkan, pihaknya menggunakan sebanyak 15 unit memiliki kecepatan kemampuan pindai 60 lembar per menit, sedangkan untuk alat pindai DMR yang dimiliki Unnes sebanyak tiga unit.

Advertisement

Ia mengakui, sistem pemindaian ganda yang diterapkan tahun ini memang memudahkan, sebab jika ada lembar jawab bermasalah bisa diatasi, misalnya jenis pensil digunakan peserta tidak sesuai. “Kalau dulu, jika ada lembar jawab yang dihitamkan dengan pensil selain 2B tidak bisa dipindai dan harus disalin terlebih dulu di lembar jawab baru, tahun ini tidak perlu karena bisa dengan DMR,” kata Sugiyanto.

Sementara itu, Rektor Unnes Prof Sudijono Sastroatmodjo mengatakan segala kelemahan yang ditemukan pada pemindaian tahun lalu sudah dibenahi tahun ini, yakni dengan sistem pemindaian ganda dengan dua alat pindai. “Kalau tahun lalu, misalnya ada peserta kurang menghitamkan jawaban pada lembar jawab tidak bisa dipindai, harus disalin dulu ke lembar jawab baru. Tahun ini, bisa diatasi dengan DMR,” kata Penanggung Jawab Pemindaian UN Jateng itu.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif