Beberapa waktu lalu, kamar Koplo dinunuti lebah untuk bersarang di situ. Sebenarnya Koplo mangkel juga dengan binatang yang satu ini, tapi karena takut disengat, maka dibiarkannya sarang itu menggantung kokoh di atas tempat tidurnya.
Suatu pagi, saat memasuki kamar Koplo melihat sarang lebah tersebut sedang ditinggal penghuninya. Maka tanpa pikir panjang ia langsung menyuruh istrinya, Lady Cempluk, untuk mengambil plastik dan dipotongnya sarang lebah itu kemudian dimasukkan plastik dan dibuang.
Ketika akan beristirahat siang, Koplo dan Cempluk sengaja mematikan lampu kamar. Tak lama kemudian ndilalah terdengar suara nguing-nguing, seekor lebah mencari sarangnya yang sudah tidak berada ditempat semula.
“Ben kapok, omahe ilang!” batin Koplo tersenyum menang.
Tapi baru saja meletakkan tubuhnya ditempat tidur, tiba-tiba Cempluk berteriak, “Aaaa….! Tawone ngentup aku Mas…!”
Dihidupkannya kembali lampu dan dilihatnya tawon masih di tangan Cempluk. Koplo ingat pelajaran sewaktu sekolah dulu kalau tawon itu hanya akan menyengat sekali dan akan mati setelah itu. Karena itu dengan tenangnya dipegangnya sang tawon untuk dibuang. Tapi apa yang terjadi Saudara-saudara? Entah pelajarannya yang salah atau tawonnya yang serep entup, tiba-tiba saja Koplo mbengok, “Adhuuhhh…! tanganku melu dientup…!”
Maka ributlah suasana kamar itu karena pasangan muda tersebut dientup tawon bareng-bareng.
M Nasridini, Guru MTs Ponpes Modern Al-Amin Palur, Mojolaban Sukoharjo