Lifestyle
Rabu, 11 April 2012 - 12:19 WIB

DOKTER GIGI: Percaya Diri dengan Senyum Cemerlang

Redaksi Solopos.com  /  Is Ariyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sebagian orangtua masih menganggap remeh kesehatan gigi anak. Selama anak tidak mengalami sakit gigi, orangtua masih malas membawanya ke dokter gigi. Padahal, dokter gigi merupakan sumber informasi yang tepercaya dalam menangani kesehatan gigi anak. Kurangnya informasi tentang gigi sehat tidak jarang dapat menimbulkan berbagai masalah gigi pada anak.
Dokter ahli jaringan penyangga gigi, drg Christine Sp Perio, mengatakan umumnya masalah yang kerap dialami anak-anak berkaitan dengan gigi adalah gigi berlubang dan gigis. Penyebabnya berbagai faktor seperti cara membersihkan gigi yang kurang bagus, sisa makanan seperti permen, susu dan cokelat.
“Selain itu, masalah lain yang kerap dialami anak adalah gigi kesundulan atau tumpuk akibat tumbuh tidak pada tempatnya,” katanya.
Dokter gigi anak, Lasmi Dewi Nuraini, menyarankan orangtua intensif memberikan pandangan gigi yang sehat kepada anak. Dengan gigi yang sehat, anak akan mendapat pasokan gizi yang cukup karena dapat mengunyah makanan dengan baik. Gigi sehat juga dapat memperlancar fungsi komunikasi sehingga anak bisa berbicara dengan baik. “Berbeda dengan anak ompong, ketika bicara kadang cadel,” katanya.
Manfaat lain gigi sehat, menurut Lasmi, tentu saja akan meningkatkan rasa percaya diri. Anak bisa tersenyum lebar karena giginya putih, bersih, tidak gigis dan tentu saja sehat. Sementara anak yang mengalami keterbatasan maupun anak hiperaktif seperti autis, peran ekstra orangtua diperlukan. Sebab, ada anak autis yang biasanya tidak menyukai makanan tertentu dan hanya mengunyah makanan yang lunak sehingga pertumbuhan rahang tidak sempurna.
Selain itu, masalah lain yang kerap ditemui pada anak autis, gigi patah karena mereka hiperaktif. “Anak autis butuh pendampingan, orangtua atau pendampingnya yang harus aktif seperti menggosokkan gigi anak rutin setiap selesai makan dan menjelang tidur,” terangnya.
Saat berkunjung ke dokter gigi, lanjutnya, penanganan terhadap anak autis juga tidak mudah karena mereka sulit diajak komunikasi. “Kalaupun kontak mata biasanya hanya antara dokter dan orangtuanya,” imbuhnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif