Jogja
Jumat, 6 April 2012 - 18:46 WIB

KISRUH LAHAN SMA "17": Sekolah Kosong, Belajar Siswa Terancam

Redaksi Solopos.com  /  Harian Jogja  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JOGJA—Ruang belajar di SMA “17” Jogja sejak Kamis (5/4) sore hingga Jumat (6/4) kemarin telah dikosongkan oleh ahli waris tanah, terkait sengketa lahan. Proses belajar siswa di sekolah itu pun kian terancam jelang Ujian Nasional (UN) 16 April mendatang.

Pantauan Jumat kemarin, kursi, meja belajar, serta berbagai peralatan hingga dokumen ujian siswa di sekolah milik Yayasan Pengembangan Pendidikan 17 itu telah hilang. Seluruh isi ruangan dikosongkan hanya tersisa ruang kepala sekolah dan Tata Usaha yang masih utuh. Otoritas sekolah menduga pengosongan oleh sejumlah preman suruhan ahli waris tanah tersebut beraksi pada Kamis sore seusai jam pelajaran selesai dan Jumat dini hari.

Advertisement

Seluruh bangunan sekolah itupun sudah ditutup rapat dengan seng. Untuk masuk ke dalam sekolah para guru dan awak media awalnya terpaksa berjalan jauh ke belakang sekolah lewat celah kecil di tembok bagian belakang. Belakangan baru dapat lewat halaman depan setelah salah stau seng dijebol untuk jalan keluar.

Wakil Kepala SMA “17”, Nunik Tasnim Haryani mengatakan, pihaknya heran mendapati ruangan di sekolahnya sudah kosong melompong. Orang suruhan ahli waris mengobrak abrik isi ruangan.

“Dokumen ujian seperti jadwal ujian, peserta, foto semuanya hilang padahal saya simpan di almari ruang guru,” ungkapnya. Nunik mengaku kecewa dengan pemerintah yang berjanji menjamin proses belajar mengajar di sekolah itu setidaknya sampai UN selesai, tapi ternyata kondisinya berbeda. Kendati sudah tak memiliki peralatan belajar, siswa dan guru menurutnya tetap akan melangsungkan proses belajar mengajar di sekolah meski hanya beralaskan tikar.

Advertisement

Guru olahraga dan Kepala Perpustakaan Sri Suwiyarti juga menyayangkan pengosongan sekolahnya. Padahal pada 16 April nanti siswa kelas tiga akan menyelenggarakan ujian. “Sekarang ini baru pendalaman materi, nanti tanggal 16 UN, untuk kelas satu dan dua juga akan ujian tengah semester,” tuturnya.

Hari itu juga otoritas SMA “17” menggelar musyawarah bersama pihak yayasan. Ketua Yayasan Pengembangan Pendidikan 17, M. Barori memastikan, siswa tetap akan belajar di sekolah itu. Ia mengklaim pihaknya akan segera memfasilitasi kebutuhan belajar. “Akan kami fasilitasi kebutuhan belajar di sana, masih dikoordinasikan dengan sekolah,” terangnya.

Kepala Dinas Pendidikan DIY Baskoro Aji juga menyatakan, proses belajar mengajar harus tetap berlangsung. Pemerintah menurutnya sudah menyiapkan kemungkinan terburuk bila sekolah benar-benar tak dapat ditempati. “Bisa dengan memindahkan sementara ke sekolah terdekat atau dicarikan tempat baru bisa dibangunan Pemda atau menumpang sekolah lain,” janjinya. Ia mengaku segera berkoordinasi dengan pihak terkait atas kejadian kemarin.

Advertisement

Terpisah, kuasa hukum ahli waris lahan SMA “17”, Fachim Fahmi mengakui pihaknya memerintahkan mengosongkan sekolah tersebut. Berbagai perlatan seperti bangku dan kursi itu dibawa ke daerah Purwanggan, Pakualaman Jogja tepatnya di bekas kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kerjasama (STIKERS). “Kami angkut ke sana sementara ditampung di sana,” katanya.Kami berhak mengosogkan tidak usah pengadilan karena kami tergugat,” ujarnya.(sun)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif