“Sik ya Dhik, dhilit, neng ruangan ijik ana sing lembur,” kata Koplo yang melihat pacarnya sudah mulai bekah-bekuh kelamaan menunggu. Maklum, hari sudah menjelang malam. Di sela-sela menunggu itulah ndilalah Cempluk merasa kebelet pipis. Ia pun menuju ke toilet yang berada di dalam sebuah ruangan.
Karena bosan menunggu, timbullah keinginan usil Jon Koplo yang sudah lama menjadi hobinya. Koplo berniat mengusili pacarnya dengan menutup pintu ruangan di luar toilet, dengan maksud agar pacarnya ketakutan. Maklum, Cempluk memang jirih-nya minta ampun, apalagi kampus memang terkenal angker.
Benar saja. Tak lama kemudian terdengarlah suara gedor-gedor pintu. “Mas Koplooo…, Buka pintunyaaa…!” teriak Cempluk berkali-kali dari dalam. Namun bukannya kasihan, Koplo malah ngekek-ngekek kegirangan. Teriakan pacarnya itu justru menambah nafsu usilnya.
“Aku lupa naruh kuncinya…!” sahut Koplo dari balik pintu sambil senyam-senyum.
Setelah puas ngerjain Cempluk, beberapa menit kemudian pintu dibuka oleh Jon Koplo. Namun betapa kagetnya Koplo setelah membuka pintu. Dalam ruangan itu ternyata Cempluk tidak sendiri. Yang pertama keluar dari ruangan itu bukan Cempluk melainkan Pak Tom Gembus, Pembantu Dekan yang juga ikut lembur. Sambil mengikuti Pak Gembus, Cempluk hanya prengas-prenges menggoda pacarnya, “Sokuuur, kapokmu kapan!,” bisiknya.
Jon Koplo kamitenggengen, mulutnya terkunci tak bisa omong apa-apa. Akhirnya ia hanya bisa meminta maaf pada Pak Tom Gembus sambil pringas-pringis kisinan.
Kiriman: Andika Siwi Wijanarko, Mulur RT 001/RW 001, Bendosari, Sukoharjo