SLEMAN—Petani tembakau di lereng Merapi menolak permohonan kerja sama dengan pabrik rokok. Petani mengaku tidak ingin rugi karena salah spekulasi dalam penanaman tembakau tahun ini.
Petani tembakau Dusun Srunen Glagaharjo, Cangkringan, Agralno mengatakan, banyak pabrik yang mengajak kerja sama petani. Bibit sampai pupuk akan diberi oleh perusahaan hingga produksi daun tembakau nantinya siap ditampung. Namun pemberian bibit berikut pupuk tersebut dihitung sebagai utang.
Bila produksi tembakau gagal, harus mengembalikan kewajiban utang tersebut. Makanya petani banyak yang mengurungkan niatnya bekerjasama dengan pabrik, memilih tanam sendiri dan jual sendiri. “Kami baru saja kena bencana Merapi, kalau disuruh utang terus tidak bisa mengembalikan bisa jatuh miskin,” katanya saat ditemui Harian Jogja, Minggu (25/3).
Menurut dia, kini petani memilih untuk modal sendiri. Apakah nantinya untung atau rugi akan ditanggung sendiri. Saat ini di Srunen sudah ada 40.000 bibit tembakau mulai tanam. Mereka membeli bibit dari Magelang.(ali)