Lifestyle
Selasa, 13 Maret 2012 - 13:08 WIB

TAKSI MOTOR: Wusss Taksi Motor Rambah Solo

Redaksi Solopos.com  /  Is Ariyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Di kota besar seperti Jabodetabek, Jogja dan Semarang, taksi motor sudah jadi

Espos/Adib Muttaqin Asfar

Advertisement

pemandangan biasa. Tapi di Solo, belum banyak dikenal. Taksi motor terbilang langka di antara jasa-jasa angkutan lain yang menawarkan jasa transportasi.

Dengan belajar dari kota-kota besar itulah, Deny Setiawan mengembangkan usaha taksi motornya sejak Juli 2009. Pemuda asal Gajahan, Pasar Kliwon, Solo tersebut terinspirasi dari ide-ide taksi motor yang sudah muncul di jalanan Kota Jogja. “Kebetulan waktu itu di Solo belum ada, terus kami coba bikin,” kata Deny.

Advertisement

Dengan belajar dari kota-kota besar itulah, Deny Setiawan mengembangkan usaha taksi motornya sejak Juli 2009. Pemuda asal Gajahan, Pasar Kliwon, Solo tersebut terinspirasi dari ide-ide taksi motor yang sudah muncul di jalanan Kota Jogja. “Kebetulan waktu itu di Solo belum ada, terus kami coba bikin,” kata Deny.

Bersama rekannya, Ricky Kusmana, lulusan FE Universitas Atmajaya Jogja ini mendirikan usaha bernama Solo Taksi Motor. Taksi motor ini jauh lebih murah dan mudah menembus kemacetan. Kini ada 12 sepeda motor yang beroperasi di bawah bendera Solo Taksi Motor. Di jalanan, mereka bisa dengan mudah dikenali dari jaket kuning bertuliskan “Solo Taksi Motor” berikut nomor ponsel di punggung pengendara.

Banyak pertanyaan tentang apa bedanya dengan ojek motor yang bertebaran di terminal dan stasiun kereta. Menurut Deny, taksi motor sangat berbeda dengan ojek. Salah satu perbedaan utamanya adalah soal tarif. Di mana pun yang namanya ojek tidak pernah memiliki tarif tetap dan seragam karena semuanya serba negotiable. Jika penumpangnya berpengalaman, dia bisa mendapat tarif yang lumayan murah. Tapi jika tidak pengalaman, penumpang bisa dikenai tarif mahal. Sementara di Solo Taksi Motor, tarif benar-benar diterapkan secara transparan.

Advertisement

Karena itulah, Deny berani mengatakan bahwa tarif taksi motornya justru lebih murah daripada ojek biasa. Selain lebih murah, pelanggan tidak perlu khawatir karena tarif yang sifatnya flat. Kelebihan lain dari sistem ini adalah masyarakat bisa mengaksesnya via telepon dan SMS. Deny memusatkan komunikasi dengan satu nomor ponsel yang dipegang oleh seorang operator. Jika ada permintaan, operator langsung menunjuk driver untuk menuju lokasi layaknya taksi pada umumnya.

Respons masyarakat pun hingga saat ini sangat bagus. Hal ini terbukti dengan banyaknya permintaan penumpang tidak hanya ke seluruh wilayah Soloraya tapi juga ke Magetan, Semarang dan Wonogiri. Tidak hanya itu, sebagian pengguna malah memutuskan berlangganan bulanan. Biasanya para pelanggan adalah mereka yang memiliki anak usia sekolah mulai dari play group hingga SMP. Ada juga karyawan yang minta diantar dan dijemput setiap hari.

“Para orangtua kan tidak mau sembarangan kalau untuk antar-jemput anak ke sekolah, makanya mereka lebih percaya kepada kami,” terang Deny.

Advertisement

 

Melatih Wirausaha

Sebenarnya jasa taksi motor lain di Solo sempat bermunculan pada 2010 dan 2011. Sayangnya banyak dari usaha ini yang sudah tidak beroperasi. Berdasarkan pantauan Espos, banyak usaha taksi motor di Solo yang melakukan promosi di blog dan Facebook. Namun saat nomor operator dihubungi, nomor tersebut sudah tidak aktif.

Advertisement

Dalam pantauan Espos, satu-satunya usaha taksi motor yang masih bertahan saat ini adalah Solo Taksi Motor. Deny mengungkapkan bahwa salah satu resep untuk bertahan lama adalah niatnya yang tidak melulu mencari keuntungan. “Sebenarnya yang jadi motivasi saya adalah semua orang punya motor. Banyak orang yang tidak bekerja tapi mereka punya motor, enggak usah pakai titel, semua orang bisa kerjakan,” ungkapnya.

Deny mengatakan tujuan utama membuka usaha ini adalah melatih orang-orang yang selama ini tak punya pekerjaan menjadi wirausahawan. Karena itulah Deny tidak pernah memberikan target atau beban tinggi bagi orang-orang yang bekerja di bawah bendera Solo Taksi Motor.

Biasanya, usaha seperti ini memberikan target pada para driver untuk menyetor beberapa puluh ribu rupiah per hari. Namun, menurut Deny, sistem seperti ini hanya membebani para driver. “Hasil itu sepenuhnya buat driver. Mereka cuma harus menyetor Rp30.000 per pekan berapa banyak uang yang didapatkan. Ibaratnya sebagai biaya sudah pakai nama kami.”

Dengan jumlah setoran itu, pemasukan Solo Taksi Motor memang tidak seberapa. Itu pun belum terpotong untuk biaya operasional kantor pusatnya di Jl Padmonegoro 12, Gajahan. Namun sekali lagi, Deny menegaskan usaha ini memang untuk membantu masyarakat yang tidak punya pekerjaan.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif