Soloraya
Selasa, 13 Maret 2012 - 21:33 WIB

KERUSAKAN COLO Induk Terus Bertambah Parah

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dam Colo (Espos/Agoes Rudianto)

Dam Colo (Espos/Agoes Rudianto)

SUKOHARJO–Kerusakan tanggul colo induk di sepanjang wilayah Sukoharjo terus bertambah. Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A) Colo Induk menyebutkan terdapat tiga titik utama kerusakan yang cukup parah dengan kondisi tanggul cukup kritis.

Advertisement

Ketua P3A Colo Induk, Sarjanto, menyebutkan tiga titik kerusakan tanggul yang memrihatinkan berada di Desa Kedung Winong, Kecamatan Nguter, di Desa Bakalan, Kecamatan Polokarto, dan di Desa Demakan, Mojolaban. Pihaknya berharap kerusakan cepat diperbaiki agar tidak semakin bertambah dan merembet.

“Sejauh ini ada tiga titik tanggul (Colo Induk) yang rusak dan longsor di Sukoharjo, terparah dan paling membahayakan di Bakalan karena posisinya dekat dengan permukiman.  Sebenarnya sudah sering kami laporkan, tapi belum ada tindakan,” ungkapnya kepada Solopos.com di Polokarto, Selasa (13/2012).

Sarjanto menjelaskan tanggul Colo Induk di Bakalan dalam kondisi kritis dengan ketebalan tersisa sekitar 2 meter-2,5 meter. Longsor tanggul di lokasi, kata dia, bertambah hingga sekitar 15-an meter sehingga secara keseluruhan titik kritis tanggul yang semula hanya 15-an meter menjadi 30-an meter.

Advertisement

Ia menambahkan keadaan tanggul di Demakan tidak jauh berbeda. Tanggul di lokasi, kata dia, bahkan putus sepanjang dua meter. Namun dia mengaku tidak mengetahui penyebab putusnya tanggul itu. Sedangkan di Joho, juga di Kecamatan Mojolaban, tanggul yang sempat ditambal menurutnya longsor lagi.

“Lokasi di Joho semula dimanfaatkan untuk pengambilan air. Tapi yang terjadi lubang semakin besar akibat erosi dan air tidak keluar melalui pipa, sehingga tanggul rusak sampai sekarang,” jelasnya.

Sementara itu di Kedung Winong, Nguter, Sarjanto menyatakan kerusakan tanggul cukup merugikan karena menghambat kegiatan inspeksi saat dilakukan penelusuran saluran Colo Induk. Sedangkan dari aspek keamanan, menurut dia titik terakhir tidak terlalu membahayakan karena lokasi jauh dari permukiman.

Advertisement

“Yang di Kedung Winong longsor sudah lama, hanya lokasinya relatif jauh dari pemukiman. Selain itu posisi tanggul juga jauh lebih tinggi dari aliran air, tapi dampaknya jalur inspeksi rusak,” ujarnya.

Sarjanto meminta Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) segera memperbaiki tanggul rusak agar tidak semakin parah dan terus merembet. Dia juga menyayangkan perbaikan tanggul Colo Induk selama ini justru sering dilakukan di lokasi lain yang dinilai belum mendesak.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif