SOLOPOS.COM - Epsos/Ahmad Hartanto
Ada satu menu khas yang bikin orang mandi keringat di Warung Makan (WM) Spesial Pedas, yaitu oseng-oseng bledek yang artinya guntur dan aneka makanan penyet. Pemiliknya tidak berhemat cabai sehingga pelanggan yang suka pedas, bakal kipas-kipas. “Kalau pedas, mulutnya pada dikipasin karena memang pedas,” kata pemilik WM Spesial Pedas, Yani, saat ditemui di warungnya, Jl Hasanuddin timur Pasar Nongko, Solo, Jumat (9/3). Rahasianya, oseng-oseng bledek tersebut memakai cabai rawit.
Yani menuturkan konsep warung makan yang menyajikan banyak jenis sambal sudah banyak di Solo namun hanya sedikit yang secara spesial menyajikan bumbu pedas. “Kesempatan itu saya ambil pada 2007 lalu, ada satu menu yang memang sangat pedas, yaitu oseng bledek,” tambah Yani di balik meja kasir. Warungnya yang buka 07.30-21.00 WIB menjadi langganan saat sarapan pagi. Menu paginya soto ayam atau sapi, kemudian dilanjut makan siang hingga malam dengan menu spesial pedas.
“Orang Jawa yang umumnya suka manis, rupanya banyak juga yang suka pedas. Meski ada yang dari Jawa Timuran tapi memang sebagian besar dari Solo dan sekitarnya,” tutur dia.
Orang Jawa Timur pada umumnya menyukai selera pedas dan asin seperti pada oseng-oseng mercon yang memakai cabai merah. Level pedas oseng merconnya masih di bawah oseng-oseng bledek sehingga yang suka dengan pedas bisa memilih di antara keduanya. Harga oseng ekstra pedas Rp7.500 hingga Rp9.500. Sedang ayam penyet sekitar Rp10.000, kakap penyet Rp13.000.
Bumbu oseng bledek, tutur Yani, di antaranya bawang merah dan bawang putih, cabai rawit, gula jawa dan kecap. Menu itu makin pedas karena ada potongan cabai dalam kuah cokelat oseng bledek tersebut. Cara menikmati menu tersebut harus pelan-pelan karena bisa membikin lidah seakan tersambar bledek karena cita rasanya memang super pedas. “Yang pedas selain oseng bledek juga ada aneka penyet seperti ayam atau bebek. Ada banyak pilihan sambal sesuai selera.”
