Angkringan
Minggu, 11 Maret 2012 - 11:14 WIB

ANGKRINGAN: Ra Mutu...

Redaksi Solopos.com  /  Harian Jogja  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Belum lagi Mas Noyo duduk di dingklik dan memesan teh krampul favoritnya di angkringan Pakdhe Harjo, Lik Suto sudah langsung mendekati dia sambil menepuk bahunya.

Pie nasib sampeyan sesuk, pegawai swasta sing mundak gajine melu UMP [Upah Minimum Provinsi], kalau bensin naik, listrik naik, apa ya bisa surprise?” nyerocosnya.

Advertisement

Survive maksudnya? Bukan surprise. Survive itu masalah bisa hidup gak kita. Kalau surprise itu kejutan-kejutan. Tapi ncen sampeyan cerdas, memang ada kaitannya antara survive dengan surprise, kalau kita ngomong soal kenaikan BBM,” kata Mas Noyo dengan kalimat yang tetap runtut, tenang.

Sambil pesan, wedang kesukaannya dan ambil jadah di wadah Pakdhe Harjo, Mas Noyo masih sempat ambil nafas panjang. Mereka yang sudah lebih dulu menguasai dingklik, seperti Lik Suto, Mas Pardi priyayi Kumendaman, Kang Herry yang pasti mampir kalau lewat Jalan Plengkung Gading, memperhatikan semua gerak Mas Noyo.

Advertisement

Sambil pesan, wedang kesukaannya dan ambil jadah di wadah Pakdhe Harjo, Mas Noyo masih sempat ambil nafas panjang. Mereka yang sudah lebih dulu menguasai dingklik, seperti Lik Suto, Mas Pardi priyayi Kumendaman, Kang Herry yang pasti mampir kalau lewat Jalan Plengkung Gading, memperhatikan semua gerak Mas Noyo.

Mereka menunggu analisis Mas Noyo. Oh ya ada juga Mas Rizal, mahasiswa NTT yang memilih duduk di lembaran tikar di sisi kiri angkringan.

“Jadi kita itu sebenarnya sedang dimanjakan oleh apa yang namanya sinetron kehidupan,” kata Mas Noyo.

Advertisement

“Sssst… ssst..,” serentak yang lain protes ke Mas Pardi. Mereka paham, gaya Mas Noyo, pegawai administrasi sebuah perusahaan percetakan itu punya gaya muter-muter  dulu saat bicara.

“Begini, kalau kita nonton sinetron itu kadang ada kejutan-kejutan yang sebenarnya kita sudah tahu, jadi gak lucu dan sama sekali gak mengejutkan. Setiap kejutan, pasti ada penawarnya. Coba perhatikan penjelasan pemerintah, BBM mau gak mau akan naik, tinggal tunggu waktu saja. Nah, sebelum rakyat mau bereaksi, muncul BLT baru namanya Bantuan Langsung Sementara Masyarakat [BLSM]. Mereka yang miskin akan dapat subsidi. Rakyat yang tadi terkejut, jadi agak tenang. Begitu seterus polanya,” papar Mas Noyo.

Temasuk dalam mengumumkan kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL), sambung Mas Noyo, diutarakan belakangan saat rakyat sedang mencerna soal BLT Rp150.000 itu. Padahal kenaikannya, yang nyaris bareng, lumayan tinggi, bisa sampai 10%.

Advertisement

Tapi para petinggi kita sudah mendampingi informasi kenaikan BBM dan TDL dengan mengatakan akan ada bantuan sosial bagi 74 juta rakyat miskin dan sangat miskin, termasuk buruh tani dan buruh nelayan. “Itu yang saya sebut kejutan ala sinetron, membosankan,” tutur Mas Noyo.

“Mas, tadi pertanyaan Lik Suto, bagaimana bisa survive, hidup dengan kenaikan semuanya itu,” sahut Mas Rizal yang kritis.

Mas Noyo tersenyum kecut. “Ya terpaksa saya harus buka rahasia. Saya dua hari lalu sowan Pak Dukuh, minta dicatat sebagai warga miskin. Lha memang abot tenan je, gaji bulanan gak nututi harga-harga,” ujarnya.

Advertisement

Woo.. nek kuwi akeh tunggale Mas,” kata Lik Suto sambil ngekek.

Pakdhe Harjo yang ikut mendengarkan ikut tersenyum. “Cen ra mutu…” Gak jelas yang disebut tidak bermutu itu siapa.

Advertisement
Kata Kunci : Angkringan RA MUTU
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif