SOLOPOS.COM - ilustrasi
KLATEN-Dinas Pertanian (Dispertan) Klaten mengusulkan pengadaan 26 unit transplanter atau alat tanam padi secara modern melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Perubahan 2012 mendatang.
Kepala Dispertan Klaten, Wahyu Prasetyo mengatakan, saat ini Klaten memiliki dua unit alat tanam transplanter bantuan dari pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Menurutnya, transplanter tersebut sudah digunakan untuk menanam bibit padi varietas inpari 13 dengan hasil yang memuaskan.
“Hasil panen varietas padi yang ditanam dengan alat transplanter ini menyentuh angka 10,16 ton gabah kering panen (GKP) atau setara 8,79 ton gabah kering giling (GKG),” papar Wahyu saat ditemui wartawan di sela-sela kesibukannya, Rabu (22/2/2012).
Atas dasar itu, Wahyu menjelaskan, pihaknya mengusulkan pengadaan 26 unit alat transplanter untuk kelompok tani di 26 kecamatan di Klaten. Menurutnya, harga satu unit transplanter sekaligus paket pelatihan tentang cara penggunaannya sekitar Rp78 juta. “Biayanya memang cukup mahal. Karena itu kami mengusulkan pengadaan transplanter itu melalui APBD Perubahan 2012,” kata Wahyu.
Dia menambahkan, penggunaan transplanter juga menghemat biaya tanam jika dilakukan dengan cara manual. Menurutnya, penggunaan transplanter menggunakan sistem persemaian yang berbeda dengan cara manual. Persemaian padi ini menggunakan nampan, bukan di lahan secara langsung. Pada usia 15 hari, bibit pada persemaian di atas nampan itu langsung bisa ditanam dengan menggunakan alat transplanter.
“Kalau menggunakan cara manual benih itu harus berusia 25 hari. Perlakuan khusus itu yang membuat produktivitas padi yang ditanam dengan cara transplanter lebih tinggi,” ujar Wahyu. JIBI/SOLOPOS/Moh Khodiq Duhri
